Ilustrasi desain robot penjelajah Mars 2020 rancangan NASA. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Jika semua berjalan sesuai rencana, robot beroda enam tersebut nantinya akan lepas landas pada bulan Agustus 2020, lalu mendarat di Mars pada bulan Februari tahun 2021, dan kemudian menjelajahi permukaan Mars untuk setidaknya dua tahun sampai 2023.
"Ketika robot Mars 2020 sudah berada di sana (Mars), tujuan ilmiah utama dari misi ini adalah untuk mencari tanda-tanda kehidupan, baik kehidupan masa lalu maupun yang masih ada di Mars," kata ilmuwan proyek Mars 2020, Kenneth Farley, dari California Institute of Technology di Pasadena, mengatakan selama acara live di Facebook semalam (15/7) waktu Indonesia.
Permukaan Mars saat ini memiliki suhu yang dingin, kering dan banyak radiasi berbahaya. Namun, robot penjelajah Curiosity ternyata menemukan bahwa kawah besar tempatnya mendarat 4 tahun lalu—yang bernama Kawah Gale—berpotensi dihuni oleh martian sekitar miliaran tahun lalu. Curiosity juga telah mendapatkan bukti tambahan bahwa Planet Merah di masa lalu adalah dunia yang relatif hangat dan basah.
Jadi, nantinya robot Mars 2020 akan menyelidiki tanda-tanda kehidupan di masa lalu Mars tersebut, dengan menggunakan sekitar tujuh instrumen ilmiah yang lebih canggih dari yang dimiliki robot Curiosity.
Geoffrey Yoder, administrator asosiasi Direktorat Misi Sains NASA di Washington, DC, mengatakan, "Misi ini menandai sebuah tonggak penting dalam penjelajahan NASA dan umat manusia ke Mars, nantinya kita dapat menentukan apakah kehidupan pernah ada di Mars, serta juga untuk persiapan pendaratan manusia di Planet Merah tahun 2030-an mendatang."
NASA menyatakan, robot Mars 2020 juga akan membawa alat yang disebut Moxie (Mars Oxygen In-Situ Resources Utilization Experiment), yang akan menghasilkan oksigen dari atmosfer Mars yang masih didominasi karbon dioksida. Moxie akan mendemonstrasikan teknologi yang nantinya digunakan penjelajah manusia agar dapat menghasilkan oksigen di Planet Merah.
Mars 2020 juga dilengkapi radar penembus tanah untuk mengkarakterisasi lingkungan bawah permukaan Mars. Instrumen lainnya, yang disebut SuperCam, akan menembakkan laser kuat pada batuan Mars, untuk menentukan komposisinya.
Instrumen penunjang lainnya termasuk kamera resolusi tinggi, sebuah stasiun cuaca canggih dan spektrometer yang berpotensi akan memungkinkan para ilmuwan misi untuk mendeteksi molekul organik yang mengandung karbon di tanah Mars.
Misi robot penjelajah Mars 2020 diperkirakan akan menghabiskan anggaran NASA sebesar 1,9 miliar dolar AS.