Planet Merkurius dalam warna palsu. Kredit: NASA/MESSENGER |
Ada dua jenis aktivitas gunung berapi: efusif dan eksplosif. Aktivitas eksplosif sering menghasilkan abu dan puing-puing besar bekas letusan, seperti letusan Gunung Saint Helens pada 1980. Sedangkan aktivitas efusif menyebabkan adanya aliran lava yang meluas di atas permukaan sebuah planet.
Ahli geologi planet Paul Byrne dan rekan-rekannya menentukan kapan aktivitas vulkanik di Merkurius berakhir dengan menggunakan data dan foto-foto permukaan yang dicitrakan oleh misi MESSENGER milik NASA. Karena tidak ada sampel fisik dari planet ini yang bisa digunakan untuk penelitian radiometrik, para astronom ini akhirnya menggunakan analisis ukuran frekuensi kawah, di mana jumlah dan ukuran kawah di permukaan planet Merkurius dimasukkan ke dalam model matematika untuk dihitung berapa usia mutlak dari endapan aktivitas vulkanik efusif di sana.
Menurut hasil perhitungan mereka, aktivitas vulkanik di Merkurius sepenuhnya berhenti sekitar 3,5 miliar tahun lalu, kontras dengan usia vulkanik yang ditemukan pada planet Venus, Mars dan Bumi, yang masih aktif hingga kini.
"Ada perbedaan besar antara geologi Merkurius dan Bumi, Mars ataupun Venus," kata Byrne. "Merkurius memiliki mantel yang jauh lebih kecil, di mana peluruhan radioaktif menghasilkan panas lebih banyak dibandingkan planet-planet lainnya. Hal ini membuat Merkurius kehilangan panas lebih awal. Akibatnya, Merkurius mulai berkontraksi, dan keraknya menutup saluran di mana magma bisa mencapai permukaan. Dan akhirnya, Merkurius mendingin."