Akses artikel Premium dengan Astronomi+, mulai berlangganan.

Saran pencarian

Belum Pernah Ada Planet yang Senyaman Bumi, Apa Sebabnya?

Sebuah studi baru yang fokus dalam pencarian organisme yang menghuni planet selain Bumi mengungkapkan bahwa, planet kita merupakan planet yang spesial karena memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menampung dan menjaga air dalam bentuk cair, material utama kehidupan.
Bumi. Kredit: NOAA/DSCOVR
Info Astronomy - Sebuah studi baru yang fokus dalam pencarian organisme yang menghuni planet selain Bumi mengungkapkan bahwa, planet kita merupakan planet yang spesial karena memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menampung dan menjaga air dalam bentuk cair, material utama kehidupan.

Awalnya diperkirakan, planet-planet ekstrasurya yang mengorbit bintang mirip Matahari kita kemungkinan akan melalui fase di mana planet tersebut kaya akan air.

Ini akan terjadi ketika bintang muda yang awalnya redup, lalu mulai memanas, menjadi bintang seperti Matahari, dan akhirnya melelehkan es di sebuah planet batuan seperti Bumi yang mengorbitnya pada jarak yang disebut sebagai zona "Goldilocks" atau zona laik huni.

Bila planet ekstrasurya tersebut berada terlalu jauh dari bintang tadi, maka ia akan tetap membeku menjadi bola salju raksasa. Namun bila berada terlalu dekat, planet tersebut akan panas terpanggang. Dan sayangnya, studi baru yang diterbitkan di jurnal Nature Geoscience ini menyatakan bahwa semuanya tidak seperti yang telah dibayangkan.

Jun Yang, astronom dari Universitas Peking di Tiongkok, tim astronom yang melakukan studi ini mengatakan mereka telah menggunakan model iklim untuk mensimulasikan evolusi planet yang dingin dan beku.

Apa yang membuat Bumi spesial? Menurutnya, tanpa efek rumah kaca di atmosfer seperti yang terjadi di Bumi, energi yang dibutuhkan untuk mencairkan planet beku tersebut akan sangat tinggi, sehingga alih-alih es di planet beku tadi mencair menjadi lautan, sang planet justru akan kekeringan tanpa air karena telah menguap semuanya.

"Kami menemukan bahwa radiasi dari sebuah bintang yang dibutuhkan untuk melelehkan keadaan planet yang beku sangatlah besar, sehingga menyebabkan hilangnya air di planet tersebut secara signifikan dan menghalangi planet menjadi laik huni," tulis tim astronom ini dalam jurnal penelitiannya.

Beberapa planet asing bisa sangat dingin, menurut mereka, mungkin karena planet-planet tersebut tidak pernah melewati fase seperti Bumi yang menjadi planet laik huni.

Bahkan tak perlu jauh-jauh ke planet asing, di tata surya kita ada Europa dan Enseladus, yang masing-masing merupakan satelit alami milik Jupiter dan Saturnus. Keduanya saat ini masih sangat beku karena jauh dari Matahari, namun akan menjadi sangat panas pada saat Matahari berevolusi menjadi bintang raksasa merah yang panas dalam miliaran tahun dari sekarang.

Bumi adalah contoh dari sebuah planet es yang mencair dengan baik. Sekitar 600-800 juta tahun yang lalu, berkat adanya efek rumah kaca di atmosfer yang dihasilkan oleh letusan gunung berapi ketika Bumi menjadi planet yang mirip seperti bola salju raksasa, es-es di Bumi mencair dengan baik dan menjadi lautan seperti yang sekarang kita kenal.

Ini juga menyiratkan berarti panas dari Matahari tidak begitu banyak dibutuhkan agar es di Bumi bisa mencair, yang memungkinkan planet kita kini memiliki iklim yang baik untuk kehidupan bisa muncul dan tumbuh.

Gas rumah kaca, yang secara alami ada di atmosfer, nyatanya juga dihasilkan oleh manusia yang membakar batubara, minyak, dan gas, yang turut membuat planet kita cukup hangat bagi kehidupan manusia itu sendiri, hewan, dan tumbuhan.

Namun, di sisi lain, gas rumah kaca yang dihasilkan manusia dari kegiatan-kegiatan industri ini telah menyebabkan atmosfer Bumi lebih banyak menahan panas yang diterima dari Matahari, suatu hal yang sangat membahayakan iklim Bumi bila tak ada perubahan atau perbaikan di masa yang akan datang.

Bumi bisa saja nantinya berubah lagi dari yang awalnya merupakan planet es yang beku, menjadi planet laik huni yang kini kita tempati, hingga berubah menjadi planet yang panas akibat gas rumah kaca yang berlebihan seperti planet Venus.

Perubahan Bumi di masa yang akan datang inilah yang menimbulkan sebuah pertanyaan; perbaiki dan rawat Bumi, atau mencari planet lain yang benar-benar cocok untuk dihuni?


Sumber: Nature Geoscience
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.