Gerhana bulan total 28 Agustus 2007, California, AS. Kredit: Morris Maduro |
Tahun 2018 ini, Indonesia akan kebagian dua gerhana Bulan total. Yang pertama akan terjadi pada 31 Januari 2018 dan yang kedua terjadi pada 28 Juli 2018. Anda tentu tidak mau melewatkan kedua peristiwa ini tanpa mengabadikannya dengan kamera Anda, bukan?
Menonton dan memotret gerhana Bulan tergolong merupakan aktivitas yang santai karena berlangsung sangat lama, lebih dari satu jam. Gerhana dimulai saat segigit kecil wajah Bulan yang menghadap ke Bumi perlahan masuk ke bayangan penumbra.
Satu jam berikutnya, Bulan perlahan-lahan turun lebih dalam ke bayangan gelap (dikenal sebagai umbra) Bumi. Pada gerhana Bulan total, kita akan menyaksikan Bulan yang tadinya berwarna putih keabu-abuan berubah menjadi oranye, lalu merah. Momen seperti itulah yang Instagram-able!
Kamera
Gerhana Bulan bisa dipotret dengan mudah baik dengan menggunakan kamera film maupun kamera digital. Anda bahkan bisa menggunakan kamera pada ponsel cerdas.Walau begitu, untuk hasil terbaik, kami sarankan Anda untuk menggunakan kamera DSLR (digital single lens reflex). Kamera ini memungkinkan Anda untuk mengganti lensa kit dengan sejumlah lensa lain, mulai dari wide angle hingga super telephoto.
Anda bahkan dapat menghubungkan DSLR langsung ke teleskop sehingga pemandangan Bulan yang sedang digerhanai akan mengisi keseluruhan bingkai.
Berikut beberapa teknik pemotretan gerhana yang bisa dilakukan:
Teknik Pertama: Wide Angle
Cara termudah untuk memotret gerhana adalah dengan menggunakan teknik wide angle atau sudut lebar. Setiap jenis kamera bisa menggunakan teknik ini asalkan mampu memotret dengan paparan atau eksposur berdurasi lama, minimal 5 detik atau lebih.Jika kamera Anda bisa dipasangi cable release, hal itu akan lebih membantu untuk menghilangkan efek getaran yang bisa mengaburkan foto Anda saat Anda menekan tombol shutter. Sebagai alternatif, Anda bisa juga menggunakan self timer kamera untuk meminimalkan getaran. Anda juga perlu mematikan lampu kilat dan menggunakan tripod yang kokoh.
Ya, karena kita akan memotret gerhana Bulan dengan eksposur yang panjang, Anda harus menempelkan kamera ke tripod yang solid. Bila tidak ada tripod, Anda bisa menaruh kamera ke dinding, tiang pagar, atau batu. Pastikan saja kamera Andau aman dan tidak akan jatuh ke tanah.
Untuk SLR 35mm, lensa sudut lebar (28mm atau 35mm) direkomendasikan, namun lensa normal 50mm juga berfungsi dengan baik. Untuk DSLR, gunakan focal length di kisaran 18mm sampai 35mm. Dengan pengaturan kamera point and shoot, coba atur zoom ke sudut lebar (focal length terpendek).
Atur juga kamera ke ISO 400. Jika kamera Anda memiliki mode eksposur manual, atur lensa ke aperture terluasnya (bilangan f / nomor terkecil) dan gunakan rentang eksposur dari 5 detik sampai 40 detik (misalnya, 5, 10, 20 dan 40 detik). Eksposur lebih lama dari ini akan membuat Bulan tampak bergaris karena rotasi Bumi.
Gerhana Bulan dengan teknik sudut lebar. Kredit: Eric Teske |
Anda dapat memperkirakan arah dan ketinggian Bulan dengan cara memeriksa posisi Bulan satu atau dua malam sebelum gerhana. Ingatlah bahwa Bulan akan muncul di lokasi yang sama sekitar 50 menit kemudian setiap malam.
Teknik Kedua: Star Trail
Ini sebenarnya merupakan variasi lain dari teknik wide angle. Teknik star trail dilakukan dengan menggunakan eksposur yang sangat panjang, sekitar satu jam atau lebih. Hal ini memungkinkan Bulan untuk perlahan bergerak melintasi bidang pandang kamera saat Bumi berputar. Teknik star trail dapat dilakukan dengan jenis kamera dan lensa yang sama dengan yang digunakan untuk foto wide angle.Namun untuk teknik kedua ini, tripod dan cable release hukumnya wajib, dan kamera Anda juga perlu memiliki pengaturan manual sehingga Anda dapat menggunakannya secara leluasa. Pilihlah kecepatan ISO 200 atau 400 dan aperture f/8 atau f/11.
Gerhana Bulan dengan teknik star trail. Kredit: Fred Espenak |
Teknik Ketiga: Multi Eksposur
Bila teknik wide angle adalah untuk memotret satu gerhana Bulan dan teknik star trail adalah memotret gerhana dengan eksposur beberapa jam namun gambar yang dihasilkannya agak abstrak, maka teknik multi eksposur ini adalah menggabungkan yang kedua teknik di atas tadi dengan tujuan menangkap urutan gambar individual gerhana Bulan yang menunjukkan fase-fase gerhana, seperti ini:Jepretan gerhana Bulan dengan sudut lebar. Kredit: Jose Antonio Hervás |
Untuk pengaturan dan orientasi kamera pada teknik multi eksposur sendiri sama saja dengan teknik star trail. Perbedaannya adalah Anda akan mengambil serangkaian eksposur pendek di berbagai tahap gerhana, dan bukan satu eksposur panjang.
Eksposur yang dihasilkan akan mengungkapkan serangkaian gambar Bulan yang kecil, dan masing-masing akan menggambarkan fase yang berbeda dari gerhana. Kunci penting keberhasilan metode ini adalah memastikan kamera dan tripod Anda benar-benar kokoh dan tidak bergerak sepanjang gerhana.
Buat eksposur pertama saat gerhana parsial dimulai dan kemudian pindahkan eksposur tambahan setiap lima sampai sepuluh menit. Konsistenlah dan gunakan interval waktu yang sama di antara setiap jepretan. Ini nantinya akan menghasilkan rangkaian gambar Bulan yang menunjukkan fase-fase gerhana.
Oh iya, karena kecerahan Bulan bervariasi selama gerhana, Anda juga perlu mengubah eksposur saat gerhana berlanjut. Anda bisa memanfaatkan tabel di bawah ini:
Panduan eksposur pemotretan gerhana Bulan. Kredit: Fred Espenak |
Teknik Keempat: Telephoto
Ini adalah teknik terakhir dalam cara memotret gerhana Bulan. Untuk mendapatkan gambar Bulan yang besar, Anda perlu menggunakan lensa tele yang panjang, atau bahkan sebuah teleskop. Dalam teknik ini, semakin panjang focal length, maka semakin baik.
Dengan lensa tele 200mm, Anda akan mendapati Bulan berdiameter 1,8mm pada hasil jepretan. Ini masih tergolong kecil tapi setidaknya sudah menampilkan Bulan yang cukup jelas. Namun, bila Anda ingin hasil foto Bulan yang lebih besar memenuhi bingkai, Anda bisa menggunakan lensa tele 500mm, nantinya Bulan akan muncul dengan diameter 4,6mm.
Diagram di bawah ini menunjukkan ukuran Bulan pada enam focal length yang berbeda:
Ukuran diameter Bulan tergantung lensa. Kredit: Fred Espenak |
Dengan lensa tele ataupun menggunakan teleskop, Anda bisa melakukan penyuntingan gambar sehingga menjadi sangat menarik seperti gambar di bagian paling atas artikel ini. Anda hanya perlu memotret fase-fase gerhana secara terpisah seperti teknik multi eksposur, lalu digabungkan dengan aplikasi pengedit foto.
Untuk merencanakan fotografi gerhana Bulan, Anda harus tahu kapan gerhana bulan yang akan datang terjadi dan kronologi gerhana tersebut terjadi. Informasi ini tersedia pada buku elektronik Panduan Pengamatan Dua Gerhana Bulan Total 2018 yang bisa diunduh secara gratis di sini.
Selamat memotret gerhana Bulan!
Referensi: Artikel ini disadur dan diterjemahkan dari artikel di MrEclipse.com.