Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Kiat Memotret Galaksi Bimasakti di Langit Malam

Pada malam-malam menjelang pertengahan tahun ini, galaksi Bimasakti membentang indah di langit. Mengabadikannya tentu menjadi suatu hal yang menarik. Ingin coba? Berikut kami paparkan kiatnya!
Galaksi Bima Sakti di langit Tanjung Pandan, Belitung. 10 Maret 2016. Kredit: Martin Marthadinata
Info Astronomy - Pada malam-malam menjelang pertengahan tahun ini, galaksi Bimasakti membentang indah di langit. Mengabadikannya tentu menjadi suatu hal yang menarik. Ingin coba? Berikut kami paparkan kiatnya!

Sebagai pemula, terkadang kita tidak tahu bagaimana cara mengabadikan bentangan galaksi Bimasakti dengan kamera kita. Tapi jangan berkecil hati, artikel ini akan membahas kiat-kiat memotret Bima Sakti dengan kamera DSLR lensa bawaan kit 18-55.

Selain kamera DSLR, ada beberapa peralatan lain yang kita butuhkan, yakni tripod, shutter release cable, dan senter sebagai media penerangan. Tapi bila tidak punya shutter release cable, Anda bisa mengatur timer saja.

Alasan mengapa kita menggunakan shutter release cable atau timer sebenarnya adalah karena kita akan memotret dengan rana panjang untuk mendapatkan eksposur Bimasakti, penggunaan shutter release cable ataupun timer dapat mengurangi goncangan di saat menekan tombol shutter.

Mengatur Kamera DSLR

Di sini kita harus tahu segitiga fotografi, yaitu: Aperture (diafragma/bukaan lensa), shutter speed (rana) dan ISO. Untuk memotret langit dan suasana malam hari yang gelap, kita membutuhkan eksposur yang panjang supaya kita dapat merekam pemandangan malam.

Maka dari itu, atur diafragma lensa ke yang terbesar untuk lensa kit, yakni f/3,5, ISO atur tertinggi 3200 atau 6400, dan rana atur ke slow speed 30". Jangan lupa juga atur kamera kita ke mode manual. Untuk white balance, atur ke mode Auto seperti pada gambar di bawah ini:

Pengaturan kamera untuk memotret Bima Sakti. Kredit: Martin Marthadinata
Mengapa rana harus 30", dan tidak boleh lebih dari 30 detik (bulb mode)? Karena dengan menggunakan rana 30 detik, kita bisa menghindari bintang-bintang yang menjadi bergaris atau dalam astrofotografi disebut star trail (bintang seperti memiliki ekor akibat efek pergerakan rotasi Bumi).

Untuk fokus lensa, di saat berburu bentangan galaksi Bimasakti tentunya lensa kit tidak dilengkapi fitur infinity yang tujuannya untuk mempermudah fokus supaya hasilnya tajam dan tidak blur. Nah, dengan begitu, kita perlu sedikit trik untuk hal ini.

Begini caranya, sebelumnya kita setel lensa ke autofocus, fokuskan ke cahaya lampu yang terjauh, jika memungkinkan Anda bisa minta bantuan teman untuk menyalakan senter dari jarak yang jauh. Setelah lensa sudah fokus, kunci fokus lensa dengan geser ke manual focus, supaya tidak bergerak fokusnya kita bisa pasang perekat seperti pada gambar di bawah ini:

Merekatkan lensa agar menjaga fokus. Kredit: Martin Marthadinata

Mulailah Berburu Bimasakti!

Berburu galaksi Bimasakti di langit paling baik saat musim kemarau, bisa mulai dari Maret sampai Oktober. Carilah lokasi di dataran tinggi atau yang berada jauh dari perkotaan, hal ini semata-mata untuk mengurangi tingkat polusi cahaya maupun polusi udara. Pastikan juga cuaca sedang cerah.

Bagi Anda yang belum mengerti di mana posisi bentangan galaksi Bimasakti terbit dan muncul di langit malam, Anda bisa mengunduh aplikasi peta langit seperti Stellarium, Star Chart, Starry Night, dll. Jika Anda belum punya aplikasi peta langit, Anda dapat mengunduh salah satu dari aplikasi tersebut yang cocok dengan gawai Anda di sini: infoastronomy.org/unduh

Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com