Satelit Lapan-A2. Kredit: Plasa MSN |
Dengan upaya tersebut, LAPAN berhasil membuat satelit mikro pertama, Lapan-Tubsat atau Lapan A-1. Satelit kerja sama dengan TU Berlin tersebut diluncurkan pada 10 Januari 2007 dari Sriharikota, India, dan hingga kini masih beroperasi.
Pengembangan teknologi satelit terus berlanjut. LAPAN juga telah selesai membangun satelit Lapan-A2/Orari pada 2012 di fasilitas LAPAN di Bogor.
Saat ini, LAPAN mengembangkan pembangunan satelit Lapan-A3/IPB yang berlangsung hingga 2014. Nantinya, satelit ini akan menjadi satelit Indonesia pertama bermisi penginderaan jauh eksperimental.
Selain program pengembangan di bidang teknologinya, LAPAN juga mewacanakan ekstrapolasi pengetahuan mengenai pengembangan dan operasi satelit yang telah didapat.
Caranya yaitu, dengan merencanakan pengembangan satelit kelas small, atau satelit dengan bobot antara 100 kg hingga 1000 kg.
Dengan pengembangan teknologi yang lebih besar, diharapkan dampak kegunaannya pun akan lebih besar. Untuk mewujudkan program tersebut, LAPAN bersama Kementerian Riset dan Teknologi menggagas pembentukan konsorsium satelit.
Konsorsium ini akan melibatkan berbagai kementerian, lembaga litbang, dan industri terkait.
Seminar satelit ini dihadiri oleh berbagai instansi seperti Kemenristek, LAPAN, BPPT, IPB, ITBG, UI, IT Telkom, ITS, UNDIP, Kemhan, Kemkominfo, Bakorkamla, KKP, ASSI, dan ORARI.
Kegiatan ini merupakan upaya untuk menjaring masukan dari berbagai pihak guna penajaman arah litbang teknologi satelit di Indonesia. Dengan demikian, tercipta sinergi pengembangan teknologi satelit di Indonesia yang mampu menyejahterakan bangsa.