Satelit GOCE milik ESA. Kredit: ESA |
Satelit penyelidik medan gravitasi Bumi beresolusi tinggi yang diluncurkan Lembaga Antariksa Eropa (ESA) pada 17 Maret 2009 silam telah kehabisan bahan bakar Xenon bagi mesin ion-nya semenjak 21 Oktober 2013 lalu.
Sehingga GOCE tak lagi punya kemampuan mengendalikan dirinya bertahan di orbit setinggi 223 hingga 232 kilometer.
Perlahan namun pasti ia mulai kehilangan ketinggiannya dan kian lama kian intens tanpa bisa dikontrol pengendali di Bumi.
Mayoritas bagian satelit yang bobotnya 1 ton ini memang bakal habis menguap di atmosfer kala ia jatuh, namun seperempat di antaranya (sekitar 250 kg) diduga bakal bertahan.
Mereka bakal jatuh tersungkur mencium Bumi dalam sekitar 50 keping, masing-masing berbobot rata-rata 5 kilogram.
Simulasi per 26 Oktober 2013 memperlihatkan satelit GOCE bakal jatuh pada Jumat 8 November 2013 pukul 06:10 WIB, namun dengan plus minus 84 jam.
Sehingga satelit ini dapat jatuh kapan saja dalam rentang waktu antara Senin 4 November 2013 18:10 WIB hingga Senin 11 November 2013 18:10 WIB.
Akibatnya, meski secara teoritik titik jatuhnya GOCE bakal berlokasi di Australia tengah, pada hakikatnya dengan plus minus 84 jam itu segenap bagian permukaan Bumi yang terletak di antara garis lintang 83,5 LU hingga 83,5 LS berpotensi kejatuhan puing-puing satelit GOCE, khususnya yang berada di jalur lintasannya.
Sepanjang rentang waktu antara 4 hingga 11 November 2013 tersebut, satelit GOCE bakal 29 kali melintas di langit Indonesia. Maka kepulauan Nusantara ini pun menjadi salah satu lokasi yang rawan kejatuhan satelit ini.
Oleh Ma'rufin Sudibyo
Disunting oleh Rima Karimah