Badai Matahari yang mengarah ke Bumi. Kredit: NASA |
Sebuah coronal mass ejection (CME) telah menerpa Bumi. CME ini berasal dari sunspot AR1944 tadi sejak dilontarkan pada 4 Januari 2014. Wahana SOHO milik NASA telah merekam lontaran ini. [Klik untuk melihat rekaman]
Badai Matahari ini memicu badai geomagnetik di kedua kutub Bumi dan menciptakan aurora di wilayah Tromso, Norwegia pada malam 5 Januari 2014.
Aurora di Tromso, Norwegia pada 5 Januari 2014. Kredit: Kristin Berg |
Info penting
Badai Matahari tidak menyebabkan terbakarnya planet Bumi karena Bumi memiliki lapisan atmosfer yang sangat kuat, khususnya magnetosfer.
Badai Matahari juga tidak ada hubungannya dengan cuaca Bumi. Jadi walaupun ada badai Matahari, cuaca di Bumi bisa apa saja. Panasnya suhu Bumi juga bukan pengaruh badai Matahari ini.
Aurora banyak muncul saat badai Matahari terjadi, namun hanya muncul di langit sekitaran kutub Utara dan Selatan saja. Sebab medan magnet Bumi ada di sana. Indonesia tidak bisa melihat aurora.
Fakta menarik
Banyak beredar fakta bahwa di Jakarta pernah muncul aurora beberapa tahun silam, fakta ini tidak benar karena tidak adanya bukti valid yang bisa dipercaya.