Hujan dipotret dari pesawat terbang. Kredit: Mark |
Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi.
Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan.
Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara.
Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara.
Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan.
Butir hujan memilik ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Hujan deras yang belakangan ini mengguyur berbagai wilayah di Indonesia disebabkan oleh adanya Awan Cumulonimbus (CN) yang masih ada di atas Samudera Hindia sebelah barat daya pulau Jawa.
Namun secara berangsur-angsur sedang bergerak ke timur laut seiring sirkulasi udara di sini, berdasarkan pantauan pada 18 Januari 2014 pukul 10:00 WIB (NASA) dan 11:00 WIB (BMKG).
Awan cumulonimbus adalah awan sumber hujan deras, maka potensi hujan di Indonesia khususnya bagian barat pulau Jawa masih sangat tinggi, begitu kata astronom amatir Muh. Ma'rufin Sudibyo.