Aurora di Islandia, 18 April 2014. Kredit: Peter Vancoillie |
Peter Vancoillie, seorang fotografer yang sedang berlibur di Islandia untuk sekadar menikmati cahaya aurora adalah orang yang mengirim foto aurora di atas.
Aurora tersebut muncul di atas danau gletser Jökulsárlón di selatan Islandia. "Dalam liburan saya selama dua pekan di Islandia, hanya dua malam (17-18/4) saja saya dapat mengamati aurora dengan jelas," tulis Peter.
Apa itu Aurora? Mengapa terjadi aurora? Fenomena aurora sangat terkait dengan interaksi yang terjadi antara Matahari dengan Bumi kita.
Reaksi fusi yang terjadi di Matahari, selain menghasilkan energi termonuklir, juga menghasilkan positron (e+), e-neutrino (ne), dan sinar gamma.
Selain itu, inti hidrogen atau proton, inti helium, dan beberapa partikel lainnya juga ikut dipancarkan akibat tekanan radiasi yang sangat besar.
Pancaran partikel-partikel bermuatan yang memiliki energi tinggi dari Matahari dikenal dengan istilah angin Matahari. Partikel-partikel tersebut bergerak dengan kecepatan 300.000-1000.000 m/s dan kerapatan 0,1-30 cm^2.
Selain itu, kerapatan atmosfer Bumi yang mencapai 1019 partikel/cm^3, menjadikan semakin kecil kemungkinan partikel angin Matahari mencai Bumi.
Walaupun demikian, ada beberapa partikel angin Matahari yang mampu melewati atmosfer Bumi dan menabrak molekul-molekul udara. Tabrakan itu menyebabkan munculnya aurora yang berwujud sinar cemerlang.
Sinar tersebut tercipta karena molekul-molekul udara menyerap energi partikel dan memancarkannya kembali dalam bentuk cahaya tampak.
Aurora di atas kutub utara disebut aurora borealis dan yang berada di atas kutub selatan disebut aurora australis. Aurora terjadi hanya di kedua kutub Bumi karena kutub magnet Bumi juga berada dekat dengan kutub geografis.
Kutub utara magnet Bumi terletak di dekat Bumi dan sebaliknya. Dengan demikian partikel bermuatan yang memasuki atmosfer Bumi akan bergerak dalam lintasan spiral menuju kutub-kutub magnet Bumi.
Itulah mengapa aurora tidak pernah muncul di Indonesia.
Wajib dibaca juga: Aurora Muncul di Jakarta Tahun 1909? Hoax!