Titik radian 'badai meteor' Camelopardalid. Kredit: Starry Night Software |
Pada tanggal 23 Mei dan 24 Mei 2014, Bumi akan melalui puing-puing komet 209P/LINEAR. Puing-puing tersebut bakal masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar, maka jadilah meteor.
"Potensi terjadinya hujan meteor baru ini tidak meyakinkan para astronom," kata narator Jane Houston Jones dalam sebuah video yang dirilis oleh NASA Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California, pada 30 April.
"Prediksi intensitas hujan meteor ini adalah 1000 meteor per jam. Saya kira ini bukan hujan meteor, melainkan badai meteor." tambahnya.
Badai meteor ini akan muncul dari titik radian dekat dengan Bintang Polaris (Bintang Utara), yang terletak di ujung gagang rasi bintang Biduk. Kanada dan Amerika Serikat adalah lokasi pengamatan terbaik.
Untuk Indonesia, masih ada kesempatan untuk mengamatinya. Bangunlah saat tengah malam pada 23 dan 24 Mei 2014 dan lihat arah Utara.
Komet 209P/LINEAR --yang ditemukan pada tahun 2004-- mengorbit Bumi tiap lima tahun sekali. Komet itu sendiri relatif kecil dan redup sehingga sukar diamati dengan mata telanjang.
Hujan meteor atau badai meteor baru ini dinamakan Camelopardalid. Dan menjadi kandidat hujan meteor kedua pada Mei setelah hujan meteor Eta Aquarid (5-7 Mei).
Semoga badai meteor ini benar-benar terjadi!