Hilal. Kredit: Moon Atlas |
Bapak Moedji Raharto, seorang peneliti di Observatorium Bosscha, Bandung menjelaskan dalam sebuah tulisan yang dirilis Langit Selatan, 25 Juni 2014.
Beliau menjelaskan sebelum awal bulan Ramadan 1435 H di dahului dengan fenomena konjungsi akhir Sya’ban. Ijtimak akhir Sya’ban 1435 H berlangsung pada hari Jum’at 27 Juni 2014 pukul 15:10 WIB.
Tinggi Bulan saat Matahari terbenam pada tanggal 27 Juni 2014 di wilayah Indonesia (antara + 1 dan -1 derajat) kurang dari 2 derajat, misalnya di Pelabuhan Ratu adalah minus –0º 2′ 56”.3; dalam kondisi semacam ini mustahil untuk bisa berhasil mengamati hilal walaupun langit cerah.
Selain itu, kedudukan Bulan pada saat Matahari terbenam 27 Juni 2014 tersebut belum memenuhi persaratan kriteria bersama ataupun kesepakatan regional 2-3-8.
Jadi bulan Sya’ban 1435 diistikmalkan, kemungkinan 1 Ramadan 1435 H jatuh pada tanggal 28 Juni 2014 setelah maghrib, awal shalat tarawih tanggal 28 Juni 2014 dan awal puasa Ramadan 1435 H adalah pada 29 Juni 2014.
Kepastian penetapan awal Ramadan 1435 H dalam sidang itsbat Jum’at 27 Juni 2014. Insyaallah negara MABIMS secara serempak memulai shaum Ramadan 1435 H pada hari Ahad, 29 Juni 2014.
Selamat berpuasa.