Citra bintang tertua di alam semesta saat ini. Kredit: Space Telescope Science Institute |
Bintang tersebut terbentuk tak lama setelah Big Bang (Dentuman Besar) yang mengawali pengembangan alam semesta pada 13,7 miliar tahun yang lalu.
Penemuan ini telah memungkinkan para astronom untuk pertama kalinya mempelajari unsur kimia dari bintang-bintang awal semesta, juga memberikan gambaran yang lebih jelas tentang seperti apa pengembangan alam semesta
Bintang tertua ini ditemukan menggunakan teleskop ANU SkyMapper di Siding Spring Observatory, yang tugasnya mencari bintang-bintang tua dan memetakan langit selatan.
Bintang tertua ini terletak sekitar 6.000 tahun cahaya (1 tahun cahaya setara 9,4 triliun kilometer) dari Bumi. Dalam astronomi, jarak seperti itu masih relatif dekat.
Bintang tertua ini memiliki massa 60 kali dari massa Matahari kita.
"Untuk membuat bintang seperti Matahari kita, Anda butuh bahan dasar hidrogen dan helium dari Big Bang dan menambahkan sejumlah besar zat besi yang setara dengan sekitar 1.000 kali massa Bumi," kata Dr Keller, salah satu peneliti.
Penemuan ini diterbitkan dalam edisi terbaru jurnal Nature .