Ilustrasi rumah manusia di Planet Mars. Kredit: Mars One |
Bagus Nugroho (30) akan meneliti parasut khusus yang akan digunakan dalam proses pendaratan robot ekspedisi (probe) oleh Lembaga Eskplorasi Antariksa Jepang (JAXA).
Pemuda asal Yogyakarta ini menempuh kuliah di Australia. Nugroho sudah 12 tahun mengenyam pendidikan di Australia.
Pada tahun 2008, Nugroho menyelesaikan program sarjananya di bidang Teknik Mekanik dan Fisika dari University of Melbourne. Ia kemudian melanjutkan studi doktoral di universitas yang sama.
Saat ini Nugroho melakukan riset di bidang aerodinamika dengan fokus pada peningkatan efisiensi pada fenomena gesekan yang sering terjadi di permukaan padat.
Selama studi doktoralnya, ia juga menyempatkan diri untuk mengambil program pascasarjana di bidang Bisnis di University of Melbourne dan nanoteknologi di University of Oxford.
Berkat studi dan pengalamannya itu, Nugroho terpilih menjadi salah satu peneliti untuk program ekspedisi Jepang ke Mars tersebut.
Nugroho akan bekerja bersama dua mahasiswa terpilih lainnya menggunakan terowongan angin supersonik guna meneliti kinerja parasut supersonik yang berperan penting pada proses pendaratan probe milik Jepang di Mars.
Bagus Nugroho di radio ABC. Kredit: Astronesia |
"Karena proses pendaratan yang sangat cepat, kita tidak bisa menggunakan parasut biasa. Melainkan, kita harus menggunakan parasut supersonik yang dapat bertahan pada proses pendaratan tersebut,” katanya kepada Radio ABC.
Selama studinya, Nugroho memang sudah sering bekerja dengan fasilitas terowongan angin yang tersedia di Universitasnya.
Namun menurutnya, riset yang akan dilakukan di Jepang ini adalah pertama kalinya ia akan bekerja dengan terowongan angin supersonik.
Ekspedisi dan perjalanan ke ruang angkasa memang sudah menjadi perhatian Nugroho selama ini.
Ekspedisi dan perjalanan ke ruang angkasa memang sudah menjadi perhatian Nugroho selama ini.
“Saya memang selalu suka dan tertarik dengan pesawat dan ekspedisi ke luar angkasa. Waktu itu saya sedang iseng melihat situs milik JAXA dan ternyata mereka sedang mencari staff riset yang memiliki keahlian di bidang teknik,” katanya.
Selama 50 tahun belakangan ini, ekspedisi ke Mars memang sudah menarik perhatian banyak negara, dan Jepang adalah salah satu negara yang memiliki fasilitas memadai untuk melakukan ekspedisi ke Mars.
Selama 50 tahun belakangan ini, ekspedisi ke Mars memang sudah menarik perhatian banyak negara, dan Jepang adalah salah satu negara yang memiliki fasilitas memadai untuk melakukan ekspedisi ke Mars.
Apabila berjalan dengan lancar, probe yang dikirim akan menyelidiki berbagai mineral dan bebatuan yang ada di Mars.
Nugroho sudah berangkat ke Jepang pada tanggal 12 Juli 2014 dan akan menjalankan penelitian selama satu bulan. Penelitian akan diadakan di pusat riset teknologi inovatif milik JAXA di Kota Chofu, Jepang.
Ditulis oleh: Sigit Prihatin, astronesia.blogspot.com
Disunting oleh: Riza Miftah Muharram
Nugroho sudah berangkat ke Jepang pada tanggal 12 Juli 2014 dan akan menjalankan penelitian selama satu bulan. Penelitian akan diadakan di pusat riset teknologi inovatif milik JAXA di Kota Chofu, Jepang.
Ditulis oleh: Sigit Prihatin, astronesia.blogspot.com
Disunting oleh: Riza Miftah Muharram