Galaksi Bima Sakti di langit malam berpolusi Singapura. Kredit: Justin Ng |
Ia mengungkapkan beberapa rahasia hasil potretnya yang menawan. Justin menerbitkan sebuah tutorial secara online berjudul "Bagaimana saya memotret Bima Sakti di langit Singapura yang penuh polusi."
Menurut Justin, lampu kota merupakan penyebab utama polusi cahaya di Singapura. Hampir setiap malam, polusi cahaya sangat mengganggu pemandangan langit di sana, sama seperti di Indonesia (khusunya wilayah kotanya).
Menggunakan kamera yang telah dimodifikasi, full-frame DSLR, lensa wide-angle, tripod, dan intervalometer (sebuah perangkat yang menghitung waktu), Justin mengembangkan sistem untuk memotret langit yang penuh polusi.
Dia juga menghabiskan dua bulan selama musim panas lalu untuk mengembangkan alat berbasis web astronomi yang menghitung visibilitas benda-benda langit dalam kaitannya dengan lokasi pengamat di Bumi. Setelah memeriksa ramalan cuaca dan kondisi atmosfer dengan alatnya, Justin mengambil waktu dan lokasi untuk memotret.
Dia kemudian mencari konstelasi Sagitarius dan mengatur kameranya pada aperture 2,8, ISO 6400, dan focal lengh 16 mm. Dia memakai intevalometer dan mengambil beberapa gambar. Yang terpenting adalah, menurut Justin, hasil potret harus berformat RAW agar lebih bagus. Nantinya bisa disunting menggunakan perangkat lunak pengolah gambar seperti PhotoShop.
Catatan Editor
Melihat Galaksi Bima Sakti di langit penuh polusi tidak bisa hanya dengan mata telanjang. Kita membutuhkan alat potret seperti DSLR dan kemampuan fotografi yang baik untuk mengambil gambar yang terbaik pula.
Selamat memotret!