Ilustrasi bintang DG CVn saat meletupkan suar bintang. Kredit: NASA |
Pendeteksian flare pertama oleh Swift dilakukan pada bulan April 2014. Flare tersebut diperkirakan 10.000 kali lebih kuat dari suar surya (badai Matahari) terbesar serta memiliki suhu 200 juta derajat Celcius atau 12 kali lebih panas dari inti Matahari kita.
Bintang katai merah tersebut merupakan salah satu dari sistem bintang biner DG Canum Venaticorum, atau DG CVn yang berjarak sekitar 60 tahun cahaya dari tata surya kita.
Flare raksasa ini dideteksi lewat gelombang elektromagnetik serta sinar ultraviolet dan 'diterjemahkan' sebagai flare oleh para astrofisikawan NASA.
Perbandingan Matahari dengan bintang DG CVn. Kredit: NASA |
Bagaimana bisa sebuah bintang yang ukurannya hanya sepertiga dari Matahari menghasilkan letusan raksasa seperti itu? Faktor utamanya adalah karena bintang DG CVn berputar atau berotasi sangat cepat, sekitar 30 kali lebih cepat dari Matahari kita.
Para astronom NASA kini sedang menganalisis data dari flare yang diletupkan DG CVn untuk lebih memahami peristiwa yang sama di bintang lainnya.