Hujan meteor. Kredit: Caters News Agency |
Inilah hujan meteor Leonid. Hujan meteor yang bertitik radian di rasi bintang Leo. Saat terbaik untuk mengamatinya adalah mulai tengah malam hingga menjelang Matahari terbit. Meteor pada hujan meteor tercipta dari puing-puing (debris) dari sebuah komet bernama Swift-Tuttle, yang mengorbit Matahari sekali setiap tiga abad.
Orbit Bumi memotong jejak debu komet Swift-Tuttle setiap November. Beberapa debris tersebut menyusup ke atmosfer pada kecepatan puluhan kilometer per jam. Mereka terbakar di atmosfer, dan disebutlah sebagai meteor. Karena jumlah debris tersebut tidak hanya satu, melainkan banyak sekali, maka meteor-meteor ini disebut hujan meteor. Tenang, meteor panas ini akan terbakar habis di atmosfer sebelum mencium permukaan Bumi.
Diperkirakan intensitas meteor akan mencapai angka 20 meteor per jam (ZHR) di langit yang gelap, bebas polusi udara maupun polusi cahaya. Pastikan juga langit tidak mendung saat pengamatan. Anda dapat melihat hujan meteor Leonid ini di manapun Anda berada di Indonesia. Cukup dengan mata telanjang. Penggunakan teleskop saat pengamatan hujan meteor sangat tidak dianjurkan,