Aurora di Birtavarre, Norwegia pada 31 Desember 2014. Kredit: Kristin Berg |
Kristin Berg, sang fotografer "Aurora Tahun Baru" ini mengunggah hasil jepretannya ke akun Flickr-nya. "Selamat tahun baru, teman-teman!" tulis Berg.
Aurora merupakan peristiwa biasa (setidaknya bagi orang Norwegia), peristiwa ini terjadi akibat partikel bermuatan dari Matahari, atau angin Matahari, "mengetuk" atmosfer lapisan magnetosfer Bumi.
Ketika angin Matahari menerpa magnetosfer, partikel-partikel angin Matahari dibelokkan dan tertarik menuju kutub medan magnet Bumi.
Semakin tinggi energi partikel, maka semakin dalam lapisan magnetosfer yang berhasil ditembus olehnya. Aliran partikel yang tertarik ke kutub medan magnet Bumi akan bertumbukan dengan atom-atom yang ada di atmosfer.
Energi yang dilepaskan akibat reaksi dari proton dan elektron yang bersinggungan dengan atom-atom di atmosfer, dapat dilihat secara visual melalui pendar cahaya yang berwarna-warni di langit, atau yang kita kenal sebagai Aurora.
Di kutub utara Bumi, aurora ini disebut sebagai Aurora Borealis, dan di kutub selatan, disebut sebagai Aurora Australis.
Dari penjelasan di atas, secara ilmiah aurora tidak akan pernah bisa muncul di langit Indonesia. Mengapa demikian? Silakan baca ulang artikel ini.