Pusat galaksi Bima Sakti. Warna biru adalah dari sinar-X teleskop Chandra, warna merah dari infrared teleskop Hubble. Kredit: NASA |
Seperti galaksi-galaksi pada umumnya di jagad raya, di pusat galaksi Bimasakti terdapat lubang hitam supermasif. Dan sekarang, para astronom telah menemukan sebuah awan gas yang mengorbit di sekitar lubang hitam kami, yang disebut Sagitarius A* (baca: A star). Objek tersebut juga disebut objek G1.
Pada tahun 2011, peneliti dari Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics (MPIEP) mendeteksi awan gas yang mereka sebut G2, tetapi tidak semua orang setuju bahwa benda itu awan gas. Ada yang bilang G2 adalah bintang yang dikelilingi oleh lapisan debu dan gas.
Dalam studi baru ini, tim yang dipimpin oleh Oliver Pfuhl dan Stefan Gillessen dari MPIEP melacak gangguan objek yang sedang berlangsung dari medan gravitasi lubang hitam dengan menggunakan pengamatan inframerah yang mendalam lewat Very Large Telescope (VLT).
Pusat Galaksi adalah titik rotasi dari galaksi Bimasakti. Letaknya adalah sekitar 8.33±0.35 kiloparsek (~27.000 tahun cahaya) dari Bumi, di arah rasi bintang Sagitarius, Ophiuchus dan Scorpius di mana galaksi Bimasakti terlihat lebih terang di langit Bumi.
Karena debu antar bintang yang menutupi jarak pandang, pusat galaksi tidak bisa dipelajari lewat spektrum warna, sinar ultraungu, maupun sinar-X. Informasi yang bisa didapat tentang pusat galaksi hanya melalui observasi pada sinar gamma, sinar-X keras (hard X-ray), inframerah, sub-milimeter dan gelombang radio.
Koordinat pusat galaksi pertama kalinya ditemukan oleh Harlow Shapley pada tahun 1918 di dalam tulisannya mengenai distribusi 'globular cluster'. Di dalam persamaan sistem ekuator angka ini adalah: RA 17h45m40.04s, Dec -29° 00' 28.1" (J2000 epoch).