Konjungsi Bulan-Venus-Jupiter, 20 Juni 2015. Kredit: Stellarium, Dok. Info Astronomy |
Objek paling terang kedua, ketiga dan keempat masing-masing Bulan, Venus dan Jupiter bakal menghiasi langit senja saat Anda berbuka puasa. Anda dapat mengamatinya dengan mata telanjang.
Tanpa alat bantu seperti teleskop, Anda akan melihat Venus dan Jupiter nampak bagai bintang paling terang di sekitar Bulan Sabit pada tanggal 20 Juni mendatang. Gunakan teleskop atau binokuler untuk melihat kedua planet ini lebih dekat dan jelas.
Ketiganya dapat dengan mudah ditemukan sekitar pukul 18:30 waktu lokal daerah Anda, mereka akan membentuk segitiga di langit persis seperti ilustrasi di atas.
Bagaimana Membedakan Planet dengan Bintang di Langit Malam?
Pada dasarnya bintang-bintang itu berukuran jauh lebih besar dari pada planet di tata surya kita. Namun jika dilihat dari Bumi, bintang akan tampak lebih kecil.
Hal ini disebabkan oleh jarak bintang terhadap Bumi yang terlampau jauh sehingga diameter sudutnya sangat kecil. Oleh karena itu, bintang sering disebut sebagai Sumber Titik Cahaya. Sedangkan planet, jaraknya lebih dekat dengan Bumi, sehingga diameter sudutnya lebih besar dari pada bintang. Oleh karena itu, ia sering disebut sebagai keping cahaya (kumpulan dari titik).
Sementara itu, tempat kita mengamati bintang, melakukan aktivitas, serta menjalani kehidupan ini berada pada lapisan terbawah dari atmosfer, yang bernama lapisan troposfer. Salah satu sifat dari troposfer adalah suhu akan semakin dingin seiring dengan bertambahnya ketinggian suatu tempat.
Sementara itu, tempat kita mengamati bintang, melakukan aktivitas, serta menjalani kehidupan ini berada pada lapisan terbawah dari atmosfer, yang bernama lapisan troposfer. Salah satu sifat dari troposfer adalah suhu akan semakin dingin seiring dengan bertambahnya ketinggian suatu tempat.
Kondisi udara di troposfer juga mengalami fluktuasi sesuai dengan penyinaran matahari. Fluktuasi suhu tersebut akan berpengaruh terhadap getaran molekul udara. Semakin panas suhunya, maka molekul udara akan semakin mudah bergetar, begitu pula sebaliknya.
Getaran molekul-molekul udara ini akan berpengaruh terhadap keacakan pembiasan cahaya sehingga membuat bintang (sumber titik cahaya) tampak berkedip. Sedangkan planet (keping cahaya) yang memiliki diameter sudut lebih besar , tidak mudah terpengaruh oleh getaran molekul udara. Sehingga planet akan tampak diam tanpa berkedip.
Tenang, ini bukan awal dari datangnya bencana, ini adalah peristiwa konjungsi biasa. Di manapun Anda di Indonesia, Anda dapat mengamati peristiwa langit ini.
Selamat mengamati!