Astronot di luar angkasa. Kredit: NASA |
Pakaian harus pula menangkis atau menghalangi mikrometeoroid yang dapat menembus pakaian yang kurang kuat dengan akibat fatal. Namun, baju astronot selain kuat, harus juga lemas. Bagi astronot yang sedang melakukan tugas perbaikan yang rumit di luar pesawat, pakaian harus lentur.
Agar astronot dapat bekerja di antariksa dalam waktu cukup panjang, baju astronot harus memberikan udara untuk pernapasan dan suhu nyaman yang ajek. Dan untuk mencegah terjadinya dehidrasi, atau kehabisan zat cair, selagi astronaut bekerja, harus ada sumber air minum di dalam pakaian itu.
Untuk memenuhi kebutuhan, baju astronot dapat berbobot 113 kilogram—di Bumi. Di luar angkasa pakaian seberat itu hampir tak berbobot karena gaya gravitasi yang lemah.
Bagian-bagian Baju Astronot
- Helm
Lapisan emas transparan di kaca depan memantulkan 60 persen cahaya Matahari agar helm tetap dingin dan mata tidak merasa silau.
- Penunjang Hidup
Di punggung astronaut terpasang kotak rumit yang makan tempat, tetapi sangat penting, yakni alat penunjang hidup yang dapat dibawa-bawa, namanya Portable Life Support Subsystem (PLSS). Alat ini mengedarkan udara untuk bernapas, dan air pendingin, serta menyingkirkan peluh dan karbon dioksida.
- Bahan Baju Astronot
Untuk melindungi astronot dari mikrometeroid, kulit luar pakaian dibuat dari tujuh lapis serat plastik tenunan rapat. Lapisan terdalam mengandung alumunium dan karet penyekat.
- Alat komunikasi
Termasuk sebuah radio dua arah dan sebuah monitor jantung, ada di bagian atas dan bawah tiap pak bajunya.
- Unit Manuver Manual
Dengan tenaga dari 24 semburan kecil gas nitrogen terkempa, sebuah Manual Manoeuvring Unit (MMU), unit manuver manual, memeungkinkan astronot bergerak bebas di luar pesawat. Dengan alat tersebut, ia dapat menempuh jarak dekat melintasi antariksa—misalnya untuk memperbaiki sebuah satelit yang rusak.
TIME