Ilustrasi teleskop antariksa Kepler di luar angkasa. Kredit: NASA |
Planet Kepler-452b ditemukan melalui misi Kepler oleh NASA. Misi Kepler menggunakan teleskop luar angkasa yang dirancang untuk mencari planet mirip Bumi yang sedang mengorbit bintang lain.
Teleskop antariksa yang juga bernama Kepler ini mengorbit Matahari, letaknya "diparkir" sedemikian rupa sehingga mengikuti revolusi Bumi. Teleskop ini menghadap ke konstelasi Cygnus, Lyra dan Draco. Hal ini merupakan upaya agar sinar matahari yang tidak pernah memasuki fotometer milik Kepler.
Teleskop antariksa Kepler dioperasikan dari Laboratory for Atmospheric and Space Physics (LASP) yang berbasis di Boulder, Colorado, dengan naungan dari Ball Aerospace & Technologies. LASP rajin memutar panel surya teleskop Kepler agar menghadap Matahari saat soltis dan ekuinoks, sehingga dapat mengoptimalkan jumlah sinar Matahari yang terserap pada panel surya.
LASP dan Ball Aerospace bersama-sama mengendalikan teleskop antariksa Kepler ini di pusat operasi misi yang terletak di kampus riset University of Colorado. Pada tahun 2012, NASA mengumumkan bahwa misi Kepler akan didanai sampai 2016.
Komunikasi
Cara NASA berkomunikasi dengan teleskop antariksa Kepler adalah dengan menggunakan link komunikasi X Band, mereka mengirimkan perintah dan status update Kepler sebanyak dua kali dalam sepekan.
Sedangkan data ilmiah dari Kepler diunduh sekali dalam sebulan menggunakan link Band Ka pada kecepatan transfer data maksimum sekitar 550 KBps. Teleskop antariksa Kepler melakukan analisis parsialnya sendiri dan ia hanya mengirimkan data ilmiah yang dianggap perlu secara otomatis untuk menghemat bandwidth.
Data telemetri dari Kepler yang dikumpulkan selama operasi misi di LASP dikirim lagi ke Kepler Data Management Center (DMC) yang berada di Space Telescope Science Institute di kampus Johns Hopkins University di Baltimore, Maryland untuk diproses sebelum dirilis.
Data telemetri tadi diterjemahkan dan diproses menjadi data yang tidak terkalibrasi dalam format FITS oleh DMC, yang kemudian diteruskan ke Science Operations Center (SOC) di NASA Ames Research Center, untuk kalibrasi dan pemrosesan akhir.
SOC di NASA Ames Research Center (ARC) mengembangkan dan mengoperasikan peralatan yang diperlukan untuk memproses data ilmiah dari Kepler untuk digunakan oleh Science Office (SO). Dengan demikian, SOC mengembangkan perangkat lunak pengolahan data berdasarkan algoritma ilmiah yang dikembangkan oleh SO.
Selama pengolahan data, SOC melakukan:
- Menerima data yang dikalibrasi dari DMC.
- Menganalisi algoritma untuk menghasilkan kurva cahaya untuk setiap bintang.
- Melakukan pencarian planet dengan metode transit.
- Melakukan validasi data kandidat planet dengan mengevaluasi berbagai data agar tidak dianggap palsu.
Mengkonfirmasi Kandidat Planet Temuan
Setelah kandidat planet yang cocok telah ditemukan dari data Kepler yang telah secara rumit diolah seperti penjelasan di atas, NASA sekali lagi perlu untuk menyingkirkan anggapan temuan palsu oleh masyarakat awam dengan tes tindak lanjut.
Biasanya, kandidat planet Kepler akan dicitrakan secara individual dengan teleskop berbasis darat yang lebih canggih untuk lebih mudah menganalisis kecerahan sinyal transit. Metode lain untuk mengkonfirmasi kandidat planet adalah astrometri, sebuah data yang tujuannya bukan untuk mendesain seperti apa kandidat planet tersebut.
Katalog data yang dirilis NASA dari Misi Kepler terbuka untuk umum, Anda dapat melihatnya di sini.