Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Di Bulan Tidak Ada Bukti Bulan Pernah Terbelah

Terbelahnya Bulan merupakan salah satu contoh dari mukjizat yang diberikan pada Nabi Muhammad SAW yang memang secara ilmu pengetahuan belum bisa bahkan tidak bisa dibuktikan karena itu merupakan salah satu bukti tanda-tanda kebesaran-Nya. Sehingga bukan berarti mukjizat harus dapat dijelaskan menggunakan akal maupun pikiran manusia.
Bulan. Kredit: Chika Kelana Putri Sicilya
Info Astronomy - Semenjak dirilis nya foto Rima Ariadaeus di media internet oleh Lembaga Antariksa AS (NASA) dalam situs resminya pada tahun 2002 silam, klaim akan bukti Bulan terbelah yang dikatakan dalam hadist Rasulullah SAW kian bermunculan.

Foto yang dirilis ke publik tepatnya pada 29 oktober 2002 itu merupakan sebuah foto permukaan Bulan yang diambil pada masa eksplorasi Bulan di tahun 1969 ketika program luar angkasa Apollo 10 masih berlangsung. Sebuah pertanyaan muncul, Benarkah Bulan pernah terbelah?

Dalam agama Islam khususnya, beberapa hadist berkenaan dengan mukjizat Rasulullah SAW telah banyak disebutkan, beberapa diantaranya adalah:

Hadis riwayat Anas ra.: Bahwa penduduk Mekah meminta kepada Rasulullah SAW. untuk diperlihatkan kepada mereka satu mukjizat (tanda kenabian), maka Rasulullah SAW. memperlihatkan kepada mereka mukjizat terbelahnya Bulan sebanyak dua kali. (Shahih Muslim No.5013) 
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.: Sesungguhnya Bulan pernah terbelah pada masa Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.5015)

Menilik kebenaran terbelahnya Bulan dengan sudut pandang ilmu pengetahuan khususnya astronomi, peristiwa Bulan terbelah hingga saat ini tidak lah terbukti. Klaim terhadap foto Rima Ariadaeus yang menjadi bukti bahwa Bulan pernah terbelah adalah sangat lemah dan tidak bisa dijadikan bukti yang kuat untuk terbela nya Bulan dalam skala mayor (seluruh permukaan bulan menjadi dua bagian).

Sekadar informasi, Rima Ariadaeus merupakan salah satu contoh dari sekian banyak rille linear yang terdapat di permukaan Bulan.

Beberapa pendapat mengatakan bahwa Rima Ariadaeus terbentuk ketika bagian dari kerak Bulan tenggelam di antara dua jalur patahan paralel saat aktifitas vulkanik di Bulan masih berlangsung. Namun di lain pihak, pendapat lain mengatakan bahwa Rima Ariadaeus terbentuk setelah peristiwa tumbukan dari benda langit yang cukup besar (asteroid).

Tidak diterimanya Rima Ariadaeus untuk dijadikan bukti bahwa Bulan pernah terbelah dalam skala mayor adalah panjang Rima Ariadaeus hanya sepanjang 300 kilometer sedang diameter ekuator permukaan Bulan mencapai 1.738 kilometer.

Rima Ariadaeus yang hanya sepanjang 300 km. Kredit: KafeAstronomi.com
Meninjau secara mekanisme fisis bahwa Bulan pernah terbelah juga sangat sulit untuk dijelaskan. Jika memang Bulan pernah terbelah akibat efek dari pasang surut planet maupun bintang induknya, Bulan tidak mungkin dapat bersatu kembali hingga seperti saat ini, setidaknya secara ilmiah.

Seorang ahli matematika perancis Edouard Roche menyatakan bahwa ada suatu jarak minimum dari planet atau bintang induk yang bila dilampaui akan menyebabkan benda yang mengorbitnya akan pecah. Batas minimum yang disebutkan dikenal sebagai Limit Roche dimana angka dari Limit Roche sangat bergantung dengan ukuran benda langit dan kekuatan benda langit untuk menahan gaya gravitasi planet.

Dengan Bumi sebagai planet dan Bulan sebagai satelit alam yang mengorbitnya, secara matematis Bulan memiliki Limit Roche sejauh 18.261 kilometer. Jika Bulan memang pernah terbelah atau pecah maka setidaknya dalam waktu dekat ini Bulan setidaknya pernah mencapai jarak lebih dekat dengan Bumi kita lebih kecil dari angka 18.000 kilometer.

Rima Ariadeaus. Kredit: NASA
Namun faktanya, jarak Bulan dengan bumi hingga saat ini masih berada pada jarak yang amat sangat jauh dari Limit Roche yaitu 384.000 kilometer, sehingga dapat disimpulkan bahwa menurut ilmu pengetahuan Bulan tidak pernah terbelah menjadi dua dalam waktu dekat ini (0-2000 tahun).

Terbelah nya bulan merupakan salah satu contoh dari mukjizat yang di berikan pada Nabi Muhammad SAW yang memang secara ilmu pengetahuan belum bisa bahkan tidak bisa dibuktikan karena itu merupakan salah satu bukti tanda-tanda kebesaran-Nya.

Sebagai wujud salah satu Iman kepada Rasul, maka sepatutnya kita meyakini bahwa pada masa Rasulullah SAW Bulan pernah terbelah sebagaimana hadist yang telah disebutkan di atas. Penulis pribadi sepenuhnya yakin akan terbelahnya Bulan saat Nabi Muhammad SAW menunjukkan mukjizatnya. Mukjizat merupakan salah satu tanda kebesaran-Nya namun bukan berarti mukjizat harus dapat dijelaskan menggunakan akal maupun pikiran manusia.

Referensi: KafeAstronomi.com
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.