Citra teranyar Pluto yang dirilis NASA pada 25 September 2015. Kredit: NASA |
Citra di bawah ini, yang merupakan "perbatasan" yang memisahkan siang dan malam di Pluto, terlihat luas dan aneh, pegunungan dengan garis-garis sejajar membuat tim misi wahana antariksa New Horizons terheran-heran.
"Ini pemandangan yang unik dan membingungkan," kata William McKinnon, ahli geologi pada misi New Horizons, dari Washington University. "Permukaan Pluto pada citra terbaru ini lebih mirip sisik kulit naga atau batang pepohonan. Akan mengasyikan untuk memelajarinya."
Citra "kulit naga" permukaan Pluto adalah salah satu dari data yang dikirim New Horizons beberapa hari terakhir. Citra di atas merupakan citra resolusi tertinggi dari Pluto yang belum pernah dipotret sebelumnya.
Permukaan "kulit naga" pada Pluto. Kredit: NASA, SwRI |
Sementara itu, citra di bawah ini merupakan wilayah halus di permukaan Pluto, wilayah yang secara resmi diberi nama Sputnik Planum ini terlihat banyak sekali pola lubang-lubang, perbukitan serta medan bergerigi. Permukaan ini, menurut NASA, dilapisi oleh es volatil. Para ilmuwan mengatakan, permukaan es Sputnik Planum mungkin rentan terhadap sublimasi.
Sputnik Planum. Kredit: NASA, SwRI |
Distribusi metana di permukaan Pluto lebih banyak berada di dataran halus yang minim kawah. Metana di permukaan Pluto ditandai dengan wilayah-wilayah terang, sementara wilayah-wilayah gelap diperkirakan tidak memiliki kandungan metana.
NASA kedepannya masih akan merilis citra-citra terbaru dari Pluto, sembari menunggu data-data dari New Horizons terunduh seluruhnya. For your info, data-data dari New Horizons akan terunduh seluruhnya dalam 16 bulan kedepan, hal ini disebabkan downlink New Horizons tidak lebih dari 2 Kbps saja.
Baca: Inilah Cara Kerja New Horizons Mengirim Data ke Bumi