Aurora australis di Selandia Baru. Kredit: Minoru Yoneto |
"Situasi benar-benar langka di malam itu. Saya tidak pernah melihat aurora sebelumnya, dan pengalaman pertama saya ini sungguh luar biasa," kata Yoneto seperti dilansir dari Space Weather.
Aurora adalah fenomena cahaya yang disebabkan oleh partikel berenergi tinggi dari angin Matahari yang berinteraksi dengan medan magnet Bumi. Karena aurora disebabkan oleh interaksi angin surya dengan medan magnet Bumi, Anda hanya dapat melihat aurora di daerah sekitar kutub, Utara dan Selatan. Itulah sebabnya aurora tidak pernah muncul di Indonesia, karena kita berada di daerah ekuator.
Di Utara, aurora disebut aurora borealis, atau Cahaya Utara. Aurora adalah nama dewi romawi yaitu fajar, dan “boreal” berarti “utara” dalam bahasa Latin. Di belahan Bumi Selatan, aurora disebut aurora australis (bahasa Latin untuk “selatan”).
Aurora mengikuti siklus Matahari dan cenderung lebih sering terjadi pada akhir musim gugur dan awal musim semi (Oktober, Februari, dan Maret adalah bulan-bulan terbaik untuk melihat aurora). Disekitar Lingkaran Arktik di utara Norwegia dan Alaska, Anda dapat melihat aurora hampir setiap malam. Jika Anda bergerak ke selatan, frekuensi aurora berkurang.
Aurora mengikuti siklus Matahari dan cenderung lebih sering terjadi pada akhir musim gugur dan awal musim semi (Oktober, Februari, dan Maret adalah bulan-bulan terbaik untuk melihat aurora). Disekitar Lingkaran Arktik di utara Norwegia dan Alaska, Anda dapat melihat aurora hampir setiap malam. Jika Anda bergerak ke selatan, frekuensi aurora berkurang.
Ingin melihat aurora? Berkunjunglah ke negara-negara di sekitar lingkar arktik atau Austalia dan Selandia Baru.