Ilustrasi planet luar surya 51 Pegasi b. Kredit: NASA |
51 Pegasi b (atau 51 Peg b untuk nama pendeknya) adalah prototip dari kelas Jupiter panas (hot Jupiter). Planet ekstrasurya ini mengorbit bintang yang bernama 51 Pegasi di rasi bintang Pegasus.
Karakteristik 51 Pegasi b
Setelah penemuannya, banyak tim peneliti yang mengkonfirmasi keberadaannya dan melakukan lebih banyak lagi pengamatan untuk menentukan sifat-sifatnya. Ditemukan bahwa planet tersebut mengorbit bintang induk kurang lebih dalam 4 hari Bumi, dan jauh lebih dekat daripada orbit Merkurius dalam mengelilingi Matahari, dengan perkiraan temperatur sekitar 1000 derajat Celsius, meskipun memiliki massa sekitar setengah massa Jupiter (sekitar 150 kali massa Bumi).
Pada saat itu, keberadaan planet raksasa yang begitu dekat dengan bintang induk tidak cocok dengan teori pembentukan planet dan 51 Pegasi b dianggap sebagai suatu anomali. Namun kemudian beberapa 'Jupiter panas' ditemukan (sebagai contoh 55 Cancri dan τ Boötis), dan para astronom merevisi teori mereka tentang pembentukan planet dengan memasukkan/memperhitungkan migrasi orbit.
Awalnya terdapat asumsi bahwa 51 Pegasi b adalah sebuah planet terestrial, tetapi sekarang dipercaya sebagai sebuah raksasa gas. Planet tersebut cukup masif sehingga atmosfernya yang tebal tidak terhembus oleh angin bintang induknya.
51 Pegasi b mungkin memiliki radius yang lebih besar daripada Jupiter meskipun dengan massa yang lebih kecil. Hal ini disebabkan atmosfernya yang sangat terpanaskan membengkak menjadi lapisan yang tebal tetapi dengan kerapatan yang rendah. Di bawahnya, gas-gas yang menyusun planet akan sangat panas sehingga planet akan berpendar merah. Awan-awan silikat mungkin eksis dalam atmosfernya.
Planet tersebut terkunci secara pasang surut dengan bintang induknya, yaitu hanya satu sisinya yang menghadap ke bintang induk. Membuat satu permukaannya sangat panas dan satu sisi lainnya beku kedinginan.
Penemuan
Penemuan planet ini diumumkan pada 7 Oktober 1995 oleh Michel Mayor dan Didier Queloz dalam jurnal Nature, volume 378, halaman 355, menggunakan metode kecepatan radial di Observatoire de Haute-Provence dengan Spektrograf ELODIE.
Setelah pengumuman tersebut, pada 12 Oktober 1995, konfirmasi datang dari Dr. Geoffrey Marcy dari San Francisco State University dan Dr. Paul Butler dari Universitas California, Berkeley menggunakan Spektrograf Hamilton di Observatorium Lick dekat San Jose di California.
Planet 51 Pegasi b ditemukan menggunakan spektrograf sensitif yang dapat mendeteksi perubahan teratur dari kecepatan radial yang kecil dalam garis-garis spektrum bintang hingga 70 meter per detik. Perubahan ini disebabkan oleh efek gravitasi planet yang berjarak sekitar 7 juta kilometer dari bintang induknya.
Penemuan planet ekstrasurya pertama ini menjadi tonggak sejarah riset astronomi, yang menyadarkan para astronom bahwa planet-planet raksasa dapat eksis dalam orbit berperiode pendek. Setelah disadari bahwa dimungkinkan mencari planet raksasa dengan teknologi yang ada sekarang ini, makin banyak waktu-waktu pengamatan teleskop yang digunakan dalam pencarian planet dengan menggunakan metode kecepatan radial, dan makin banyak eksoplanet di sekitar Matahari yang ditemukan.
Sampai saat ini, ada lebih dari 1.800 planet ekstrasurya yang dikonfirmasi. Lebih dari 1.000 di antaranya ditemukan melalui misi Kepler oleh NASA. Kepler bahkan telah mengidentifikasi beberapa planet dengan ciri-ciri mirip Bumi, seperti Kepler-452b, sebuah planet seukuran Bumi yang ditemukan di zona habitasi bintang mirip Matahari.