Galaksi-galaksi awal di Alam Semesta. Kredit: NASA, Hubble |
Sebuah tim astronom internasional yang dipimpin oleh Hakim Atek dari Ecole Polytechnique Fédérale de Lausanne, Swiss, telah menemukan lebih dari 250 galaksi kecil yang tercipta hanya 600-900 juta tahun setelah Big Bang.
Cahaya dari galaksi memerlukan waktu sekitar 12 miliar tahun untuk teramati teleskop. Dengan kata lain, saat mengamati galaksi ini dari Bumi, berarti kita sedang melihat kondisi alam semesta saat baru ratusan juta tahun tercipta. Saat ini diperkirakan alam semesta berusia 13,8 miliar tahun.
Selain mengesankan, menemukan galaksi-galaksi yang pertama tercipta di alam semesta tidak hanya sebuah terobosan yang luar biasa bagi manusia. Astronom Johan Richard dari Observatoire de Lyon, Perancis, mengungkapkan, "Galaksi samar lain yang belum terdeteksi di pengamatan Hubble sangat redup dari yang lain, kami belum dapat mengobservasinya saat ini."
Dengan melihat cahaya yang datang dari galaksi-galaksi tersebut, tim astronom internasional tadi menemukan bahwa cahaya yang dipancarkan oleh akumulasi galaksi bisa memainkan peran utama dalam salah satu periode paling misterius dari sejarah awal alam semesta, zaman reionization.
Reionization adalah ketika kabut gas hidrogen tebal yang menyelimuti alam semesta awal mulai menipis dan hilang. Sinar ultraviolet sekarang dapat melakukan perjalanan yang lebih jauh di jagad raya tanpa terblokir kabut gas hidrogen tersebut, dengan demikian alam semesta menjadi transparan terhadap cahaya ultraviolet.
Dengan mengamati sinar ultraviolet dari galaksi-galaksi yang berhasil ditemukan dalam penelitian ini, para astronom mampu menghitung apakah pada kenyataannya beberapa galaksi tersebut terlibat dalam proses penipisan kabut gas hidrogen atau tidak.
Untuk melakukan penemuan ini, tim astronom memanfaatkan lensa gravitasi yang dibuat sejauh tiga kluster galaksi, yang diambil dalam program Hubble Frontier Fields. Metode ini menghasilkan medan gravitasi yang sangat besar sehingga mampu 'memperbesar' cahaya dari galaksi samar yang terletak jauh di belakang tiga kluster galaksi tadi. Hal ini juga memungkinkan untuk mencari dan mempelajari generasi pertama dari galaksi di alam semesta.
Hasil studi ini kemungkinan akan menemukan galaksi yang lebih awal tercipta dari yang baru saja ditemukan hari ini. NASA akan terus memperbarui informasi terkait Hubble Frontier Fields ini.
Referensi: NASA