Lingkaran-lingkaran merah menandakan galaksi-galaksi yang baru saja lahir. Kredit: ESO/UltraVISTA |
Galaksi-galaksi raksasa ini memiliki massa setidaknya 50 miliar kali dari massa Matahari, atau sebanding dengan massa galaksi Bima Sakti kita. Menariknya, para astronom ternyata menemukan dua kali lebih banyak galaksi raksasa dari jumlah galaksi yang diperkirakan, yang juga bertentangan dengan model pembentukan galaksi saat ini.
"Kami menemukan 574 galaksi masif baru, sebuah kumpulan galaksi terbesar yang tersembunyi dari alam semesta awal," jelas Karina Caputi, penulis utama studi tersebut, dalam sebuah pernyataan. "Mempelajari mereka memungkinkan kita untuk menjawab pertanyaan sederhana namun penting: kapan galaksi raksasa pertama tercipta?"
Para astronom berasumsi bahwa benih dari bintang-bintang pertama dan galaksi pertama di alam semesta mulai terbentuk sekitar 150 juta tahun setelah Big Bang. Objek-objek kecil tercipta pertama, dan mereka kemudian bergabung untuk membentuk objek yang lebih besar. Prosesnya relatif lambat, bahkan sebuah galaksi raksasa butuh setidaknya miliaran tahun untuk terbentuk sempurna.
Rincian yang tepat tentang bagaimana galaksi raksasa terbentuk untuk kali pertama dan memperoleh massanya yang masif masih misterius, dan memecahkan misteri ini adalah salah satu tujuan penelitian VISTA. Sebuah teleskop yang digunakan untuk mensurvei seluruh langit selatan, dan perlahan-lahan menciptakan sensus galaksi jauh.
Berdasarkan jumlah objek yang diamati oleh tim astronom dari ESO ini, sebagian besar galaksi raksasa yang teramati di alam semesta saat ini sudah terbentuk sejak 10 miliar tahun yang lalu. Galaksi-galaksi ini akan diobservasi lebih lanjut dengan teleskop berbasis darat lainnya, yang diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang bagaimana galaksi raksasa terbentuk.
Makalah studi ini telah dipublikasikan dalam Astrophysical Journal.