Ilustrasi robot penjelajah ExoMars milik ESA. Kredit: ESA |
ESA dan Roscosmos telah mengumumkan empat calon lokasi pendaratan untuk robot penjelajah ExoMars, di antaranya Mawrth Vallis, Oxia Planum, Hypanis Vallis dan Aram Dorsum. Selanjutnya, mereka akan mendiskusikan kembali dan akan menentukan satu lokasi pendaratan pilihan untuk robot penjelajah ExoMars.
Robot penjelajah bertenaga surya dan ini dijadwalkan akan diluncurkan dengan roket Proton milik Rusia Proton pada 7 Mei 2018. ExoMars akan melakukan perjalanan selama sekitar 7 bulan dari Bumi ke Mars. Dengan begitu, robot ini akan mendarat di Mars pada Januari 2019 untuk memulai tujuh bulan misi utama yang mencakup perjalanan hingga 4 kilometer di permukaan Mars.
ESA mengambil kemitraan dengan Roscosmos setelah NASA mundur sebagai peran utama dalam proyek ExoMars pada 2012 karena keterbatasan anggaran. Badan antariksa AS tersebut seharusnya menyediakan roket Atlas 5 untuk peluncuran, bersama dengan beberapa instrumen ilmiah dan sistem pendaratan untuk wahana pengorbit ExoMars yang bakal diluncurkan pada tahun 2016 sebelum robot penjelajah ExoMars tahun 2018.
Namun, dikabarkan NASA masih akan membayar untuk salah satu instrumen utama robot penjelajah ExoMars, yang sebuah sensor astrobiologi yang dirancang untuk mencari fitur bangunan kehidupan di permukaan Planet Mars.
Robot penjelajah ExoMars memiliki bobot 300 kilogram. Ia dilengkapi dengan bor untuk menggali tanah Mars hingga sedalam 2 meter. Robot ini akan menjadi robot pertama buatan Eropa di permukaan Mars. Selain itu, robot ExoMars juga dilengkapi instrumen untuk menganalisis tanah Mars, termasuk mengambil sampel tanah untuk pertama kalinya, meneliti tanda-tanda bahan organik yang bisa menunjukkan kehidupan di Mars.