Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Sebagian dari Planet Ekstrasurya Kepler Mungkin Bukan Planet?

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa lebih dari setengah potensi calon planet ekstrasurya (planet di luar Tata Surya kita) raksasa yang ditemukan oleh Kepler Space Telescope milik NASA sebenarnya bukan merupakan planet ekstrasurya sama sekali. Lalu, apa sebenarnya obyek-obyek tersebut?
Ilustrasi. Kredit: NASA Kepler
Info Astronomy - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa lebih dari setengah potensi calon planet ekstrasurya (planet di luar Tata Surya kita) raksasa yang ditemukan oleh Kepler Space Telescope milik NASA sebenarnya bukan merupakan planet ekstrasurya sama sekali. Lalu, apa sebenarnya obyek-obyek tersebut?

Menurut penelitian, yang telah diterbitkan dalam jurnal Astronomy & Astrophysic, 52,3% dari calon planet ekstrasurya Kepler ini ternyata hanya gerhana sistem binar (yakni dua bintang yang saling mengorbit satu sama lain) dan 2,3% merupakan sebuah bintang gagal atau yang disebut katai coklat (meskipun perbedaan antara katai coklat dan planet raksasa tidak sepenuhnya jelas).

Sebuah tim astronom mulai dengan memilih sampel yang representatif dari total 8826 calon planet asing dari data Kepler. Setelah melakukan seleksi, tim mendapatkan 129 benda-benda besar yang menghalangi lebih dari 3% cahaya bintang yang dapat dideteksi beberapa kali karena mereka mengorbit bintang induknya. Bintang induk harus cukup terang untuk diamati oleh SOPHIE, sebuah instrumen spektograf yang digunakan untuk analisis tertentu di Observatorium Haute-Provence di Perancis.

"Kami mengakui keandalan Kepler sebagai alat yang bagus untuk berburu planet ekstrasurya, namun sayangnya antara 10 hingga 20 persen dari temuan Kepler ternyata bukan planet," ungkap penulis utama makalah studi ini, Alexandre Santerne dari Institute of Astrophysic & Space Science. "Survei spektroskopi kami yang luas dari planet asing raksasa yang ditemukan oleh Kepler, menunjukkan bahwa persentase bukan merupakan planet ini jauh lebih tinggi, bahkan di atas 50 persen. Hal ini memiliki implikasi yang kuat dalam pemahaman kita tentang populasi planet di bidang Kepler."

Potensi penemuan planet ekstrasurya memang sering diikuti dengan pengamatan spektroskopi rinci yang memungkinkan para astronom untuk mengkonfirmasi jika objek yang diamati merupakan sebuah planet atau bukan, serta memberikan perkiraan untuk massanya.

Sebuah bintang yang lebih kecil yang mengorbit sebuah bintang besar atau katai coklat dapat meniru transit planet ekstrasurya raksasa, sehingga survei spektroskopi seperti ini sangat penting dalam mengkonfirmasikan sifat sebenarnya dari calon planet ekstrasurya.

"Setelah 20 tahun menjelajahi planet sebesar Jupiter yang mengorbit bintang induk lain di Bima Sakti, kita masih memiliki banyak pertanyaan yang belum terjawab dan dibiarkan terbuka," tambah Santerne. "Misalnya, kita tidak mengerti apa mekanisme fisik yang membentuk planet seperti Jupiter dengan periode orbit terhadap bintang induknya yang hnya beberapa hari."

Dengan menggunakan informasi ukuran dari Kepler dan massa dari SOPHIE, tim astronom mampu menghitung densitas kasar dari sebuah planet asing yang sudah dikonfirmasi, dan ternyata tidak semua planet raksasa merupakan planet yang benar-benar raksasa. Data yang lebih banyak masih diperlukan untuk memahami planet-planet ekstrasurya ini dan secara tepat menggambarkan seperti apa pembentukan mereka dan hubungannya dengan teori evolusi.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.