Ilustrasi. Kredit: European Space Agency |
Misi penjelajahan Bulan oleh Eropa merupakan serangkaian misi manusia dimulai ketika nantinya mereka akan mengorbit Bulan pada awal 2020-an. Misi Eropa, menurut rencana, akan mencakup koordinasi antara astronot dan sistem robot di permukaan Bulan. Robot akan mendarat lebih dulu, "membuka jalan" bagi penjelajah manusia untuk menginjakkan kaki di Bulan setelahnya.
Ambisi Eropa untuk mencapai Bulan terlihat pada simposium internasional pada Desember lalu untuk membahas rencana manusia kembali ke Bulan. European Space Agency (ESA) menjadi tuan rumah simposium selama dua hari, yang bertajuk "Moon 2020-2030 – A New Era of Coordinated Human and Robotic Exploration," pada 15-16 Desember 2015 di European Space Riset and Technology Center di Noordwijk, Belanda. Lebih dari 200 ilmuwan dari 28 negara menghadiri pertemuan tersebut.
Kembali ke Bulan
Tujuan dari simposium ini adalah untuk mendapatkan dukungan yang kuat dari perwakilan ilmuwan, civitas akademik, lembaga dan masyarakat umum, kata Markus Landgraf, pengatur acara simposium dan analis arsitektur luar angkasa untuk ESA. Dukungan berupa "bagaimana eksplorasi Bulan dapat dilaksanakan sebagai upaya internasional yang berkelanjutan, membangun kesuksesan masa lalu yang dilakukan oleh kemitraan baru," kata Landgraf seperti dilansir dari Space.com.
ESA sudah berpartisipasi dalam upaya penting untuk mengembangkan sistem transportasi antariksa manusia untuk misi luar angkasa ke orbit rendah Bumi. ESA adalah yang menyediakan layanan Modul Eropa untuk digunakan bersama dengan NASA pesawat ruang angkasa berikutnya: kapsul antariksa Orion.
Selanjutnya, kepala ESA, Worner, telah berulang kali menyatakan misi besarnya untuk menjadikan Bulan sebagai pengganti Stasiun Luar Angkasa Internasional. Worner mengungkapkan bahwa ia ingin Bulan menjadi seperti rumah kedua secara internasional, siapapun perwakilan dari berbagai negara bisa menghuninya dalam beberapa waktu tertentu seperti misi di Stasiun Luar Angkasa Internasional saat ini.
Program Cislunar
Kathy Laurini, ilmuwan pada Exploration Roadmap Working Group for the Global Exploration Roadmap dari NASA juga mengambil bagian dalam pertemuan Eropa untuk misi eksplorasi Bulan tersebut. "Simposium ini sangat menarik untuk dihadiri dan efektif dalam mengumpulkan masukan masyarakat tentang prioritas untuk eksplorasi Bulan," tutur Laurini.
Sebuah topik utama pada pertemuan tersebut, katanya, adalah bagaimana manusia bertahan hidup di wilayah cislunar--wilayah dekat Bulan--yang bisa berkontribusi untuk eksplorasi Bulan. Manusia bisa melakukannya dengan bekerja sama dengan para robot yang akan menjadi bagian dari teknologi pendaratan manusia di masa mendatang.
"Strategi misi eksplorasi Bulan oleh ESA menetapkan Bulan sebagai tujuan prioritas bagi manusia dalam upaya perjalanan ke Mars. Waktunya tepat, untuk memulai kemampuan Eropa untuk memenuhi tujuan eksplorasi dan memastikan Eropa tetap menjadi mitra yang kuat dalam eksplorasi Tata Surya," tambah Laurini.