Star trail di Gunung Timau, Kupang. Kredit: M. Yusuf |
"Karena ini akan menggunakan hutan lindung, tetapi hutan lindung di NTT tidak banyak pohon jadi kalaupun nanti dibangun observatorium itu tidak banyak pohon yang dipotong, bahkan nanti dari rencana pembangunan akan menambah pohon-pohon di sekitar observatorium," katanya.
LAPAN membangun observatorium nasional di Kupang karena Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat, kini sudah tidak ideal karena pertumbuhan penduduk di sekitarnya. Observatorium Bosscha telah tercemar polusi cahaya maupun polusi udara.
"Observatorium mensyaratkan minimal dua, pertama terkait kondisi kecerahan langit, kedua terkait gangguan polusi cahaya. Di Bandung dari segi polusi cahayanya sudah sangat parah," jelas Thomas. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan bersama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), LAPAN memilih Kupang karena hari cerahnya tertinggi di Indonesia dan relatif jauh dari permukiman sehingga polusi cahaya sangat minimal.
Observatorium akan dibangun di Gunung Timau, Desa Fatumonas, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang. Pembangunannya diperkirakan membutuhkan dana Rp 300 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Observatorium nasional itu ditargetkan selesai tahun 2019. LAPAN akan mengoperasikan observatorium itu dan mengembangkannya sebagai pusat sains yang terbuka untuk publik. Sementara Observatorium Bosscha akan tetap dijadikan observatorium penelitian dan pendidikan.
Saat ini, Indonesia memiliki beberapa observatorium, seperti Observatorium dan Planetarium di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Observatorium Bosscha di Lembang, dan Observatorium Taman Pintar Yogyakarta. Semuanya saat ini masih beroperasi dan dibuka untuk publik. Ayo main ke observatorium dan planetarium!