Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Ingin Memotret Gerhana Matahari 9 Maret 2016? Ikuti Kiat Ini!

Gerhana Matahari 9 Maret 2016 tinggal menghitung hari. Gerhana Matahari sangat menarik untuk difoto. Selain para astronom dan para ilmuwan yang memerlukan rekaman visual atas fenomena alam itu, jutaan astrofotografer sedunia pun tertarik untuk menyimpan citra Gerhana Matahari dalam koleksi foto mereka. Berikut kiat memotretnya.
Gerhana Matahari. Kredit: Thinkstock
Info Astronomy - Gerhana Matahari 9 Maret 2016 tinggal menghitung hari. Gerhana Matahari sangat menarik untuk difoto. Selain para astronom dan para ilmuwan yang memerlukan rekaman visual atas fenomena alam itu, jutaan astrofotografer sedunia pun tertarik untuk menyimpan citra Gerhana Matahari dalam koleksi foto mereka. Berikut kiat memotretnya.

Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016 akan terlihat di Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Sementara untuk provinsi lain hanya akan melihat Gerhana Matahari Sebagian (GMS). Entah itu total atau sebagian, memotretnya akan sangat seru dan menantang.

Matahari adalah sumber cahaya yang sangat kuat dan menyilaukan, sementara langit di sekitarnya bisa dikatakan merupakan parameter yang tidak mengikat alias kita tidak bisa menentukan dengan pasti kepekatan langit dalam foto kita.

Saat Matahari belum tertutup piringan Bulan, pencahayaan sangat kuat; sedangkan setelah Matahari tertutup, pencahayaan bisa sangat redup, sementara kita harus mendapatkan citra atau gambar dengan kepekatan tertentu agar menghasilkan foto yang bisa disebut rekaman gerhana yang pas.

Untuk mendapatkan foto gerhana yang baik, kita harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama, pelajari tanggal, jam, dan lokasi pasti kejadian Gerhana Matahari yang akan kita potret. Sadarilah bahwa kita akan mendapatkan hasil terbaik kalau kita memotret dari tempat yang merupakan pusat GMT karena di titik itu gerhana lebih lama waktunya dibandingkan dengan tempat lain.

Jalur lintasan GMT dan persentase GMS di seluruh wilayah Indonesia. Hak cipta: Info Astronomy
Kedua, selain tanggal kejadian, Anda juga harus tahu persis waktu dan perkiraan durasi GMT yang akan Anda potret. Gerhana Matahari di Indonesia pada 9 Maret 2016 akan terjadi sekitar dua jam, dengan durasi gerhana total hanya 1,5 hingga 3 menit saja.

Kontak pertama (Bulan mulai menutupi Matahari) pukul 06:20 WIB, kontak kedua (mulai GMT) pukul 07:20 WIB, kontak ketiga (berakhirnya GMT) pukul 07:23 WIB, dan kontak keempat (berakhirnya seluruh gerhana) pukul 08:30 WIB. Namun begitu, durasi dan waktu GMT maupun GMS di setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda, unduh ebook panduan waktu dan durasinya di sini.

Perhatikan foto kolase GMT di halaman ini. Kontak pertama adalah yang paling kiri alias saat Matahari mulai "digigit" Bulan. Kontak kedua dan ketiga adalah yang di tengah, dengan kata lain bentuk fotonya sama, hanya prinsipnya yang berbeda. Kontak kedua adalah saat matahari mulai tertutup total, sedangkan kontak ketiga adalah saat matahari menjelang akan terbuka lagi.

Peralatan yang Dibutuhkan

Ketiga, tentunya peralatan. Peralatan utama yang diperlukan adalah kamera dan lensa dengan rentang sekitar 400 sampai 600 milimeter serta sebuah tripod. Kalau rentang lensa itu sulit didapatkan, bisa memakai tambahan tele converter dengan risiko penurunan mutu gambar.

Yang tidak boleh dilupakan adalah filter Neutral Density (ND) tingkat tinggi, seperti ND 400, untuk memotret saat Matahari masih terbuka. Sinar Matahari memang bisa merusak sensor kamera kalau durasi pemotretan kita terlalu lama. Maka, saat tidak memotret, pasanglah tutup lensa.

Harus diingat bahwa saat matahari masih terbuka, sinar yang datang ke kamera kita sangat kuat. Maka, diperlukan filter ND 400 untuk "menjinakkan" sinar itu. Saat belum terjadi kontak kedua, ISO yang kita pakai selain serendah mungkin, juga diperlukan filter ND 400 itu.

Sementara saat antara kontak kedua dan kontak ketiga, filter ND harus segera dilepas, kemudian ganti ISO ke ISO yang tinggi, misalnya ISO 800. Harus diingat, diperlukan ketenangan diri pada sang fotografer. Durasi gerhana yang singkat, dengan pengubahan-pengubahan parameter yang cepat (copot filter, ganti ISO).

Harap diperhatikan pula, pemasangan filter ND sebaiknya tidak terlalu ketat alias usahakan agar dalam sekali putaran sudah bisa dilepas dari lensa.

Dan ke empat, metering yang tepat dalam sekali pengukuran hampir tidak mungkin terjadi. Saat kontak kedua belum terjadi, dengan filter ND terpasang sebaiknya Anda melakukan tes pencahayaan dengan cepat sebelum melakukan pemotretan final.

Keempat poin tadi hanyalah penyederhanaan dari hal-hal penting pada pemotretan Gerhana Matahari. Sebagai seorang fotografer, Anda pasti memiliki insting tersendiri untuk melakukan pemotretan. Selamat berburu Gerhana Matahari!
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.