Akses artikel Premium dengan Astronomi+, mulai berlangganan.

Saran pencarian

Cincin Saturnus Mungkin Berusia Lebih Muda dari Dinosaurus

Sebuah penelitian yang telah diterbitkan pada The Astrophysical Journal mengungkapkan bahwa, cincin megah yang mengitari Saturnus mungkin berusia lebih muda dari yang diperkirakan para astronom sebelumnya. Alih-alih terbentuk pada masa awal Tata Surya, cincin Saturnus justru mungkin baru muncul di ambang kepunahan dinosaurus Bumi.
Saturnus dan cincinnya yang megah. Kredit: NASA/JPL-Caltech
Info Astronomy - Cincin Saturnus bisa dibilang merupakan sturktur yang paling indah di Tata Surya kita. Selain menarik perhatian jutaan orang untuk melihatnya di seluruh dunia, para astronom juga memiliki banyak pertanyaan sejak cincin ini ditemukan tahun 1656. Berabad-abad kemudian, para ilmuwan masih tidak yakin bagaimana atau kapan cincin ini terbentuk.

Sebuah penelitian yang telah diterbitkan pada The Astrophysical Journal mengungkapkan bahwa, cincin megah yang mengitari Saturnus mungkin berusia lebih muda dari yang diperkirakan para astronom sebelumnya. Alih-alih terbentuk pada masa awal Tata Surya, cincin Saturnus justru mungkin baru muncul di ambang kepunahan dinosaurus Bumi.

Tim peneliti, yang dipimpin oleh Matija Cuk, astronom dari Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) Institute di California, AS menggunakan orbit satelit alami milik Saturnus yang berjumlah sangat banyak dan cincin tersebut untuk meneliti dari mana semuanya berasal pada jutaan tahun yang lalu.

"Satelit-satelit alami ini selalu berubah orbitnya. Itu tak terelakkan," kata Cuk dalam sebuah pernyataan. "Tapi justru hal tersebut memungkinkan kita untuk menggunakan simulasi komputer agar mengetahui bagaimana sejarah terbentuknya satelit dan cincin Saturnus. Kami menemukan bahwa mereka kemungkinan besar tercipta belum lama ini."

Wilayah di sekitar Saturnus cukup ramai. Berbeda dengan Bumi yang hanya memiliki satu Bulan, planet raksasa gas ini dikelilingi sekitar 62 satelit alami. Beberapa dari satelit-satelit alami Saturnus tersebut bahkan lebih mirip planet kecil, seperti Titan. Ada juga yang merupakan bola es, seperti Enceladus, yang memiliki tidak hanya lautan global di bawah permukaannya, tapi gunung berapi es.

Untuk memiliki samudra cair dan gunung berapi es, Enceladus perlu menghasilkan panas dari dalam. Ini terjadi melalui mekanisme yang disebut pemanasan pasang surut, atau gaya tarik menarik oleh satelit-satelit terhadap Saturnus itu sendiri. Hal ini menyebabkan adanya gesekan di inti satelit, yang memanaskan bagian dalam dari satelit tersebut.

Tim ilmuwan akhirnya melalukan simulasi komputer untuk mengkonfirmasi teori mereka, dan menemukan bahwa satelit-satelit alami milik Saturnus rata-rata berusia sekitar 100 juta tahun, yang berarti mereka tercipta ketika beberapa Tyrannosauridae (salah satu suku dinosaurus karnivora) masih menjelajahi Bumi.

Tapi bagaimana dengan cincin? Menurut teori (dalam sains, teori adalah hipotesa yang sudah memiliki bukti), cincin Saturnus ini terbentuk dari hasil tabrakan satelit-satelit kecil milik Satunurs. Satelit-satelit yang bertabrakan meninggalkan puing-puing, dan dari puing-puing ini, mereka membentuk cincin akibat gravitasi Saturnus yang besar.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.