Garis hijau adalah sumbu rostasi Bulan di masa lalu dan biru adalah sumbu Bulan saat ini. Kredit: James Tuttle Keane |
Dalam makalah penelitian baru tersebut, para astronom menunjukkan bahwa Bulan pernah berotasi pada sumbu rotasi yang berbeda. Keyakinan mereka didasarkan pada temuan dua kawasan berlapis hidrogen beku di dekat kutub-kutub Bulan.
Matthew Siegler dari Science Institute Planetary di Tucson, Arizona adalah penulis utama dari makalah penelitian tersebut. Dia mengatakan, "Sebagai akibat dari perubahan kemiringan Bulan, wajah Bulan yang saat ini tidak akan selalu menghadap ke arah Bumi. Karena sumbu rotasi bergeser, wajah Bulan yang menghadap Bumi saat ini bisa jadi akan membelakangi Bumi di masa mendatang."
Para astronom yang meneliti pergeseran sumbu rotasi Bulan ini menganalisis data dari beberapa misi NASA, termasuk Lunar Prospector, Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO), Lunar Crater and Observation Sensing Satellite (LCROSS), dan Gravity Recovery and Interior Laboratory (GRAIL), untuk mengetahui perubahan orientasi rotasi Bulan.
Pergeseran sumbu rotasi Bulan di kutub Utara dan kutub Selatannya. Kredit: James Keane, Richard Miller |
"Jika dibandingkan dengan Bumi, pergeseran sumbu rotasi Bulan sama seperti jika sumbu rotasi Bumi bergeser dari Antartika ke Australia," jelas Matt Siegler, salah satu astronom yang terlibat dalam penelitian ini yang berasal dari Southern Methodist University, AS.
Menurut Siegler, perpindahan kutub Bulan itu disebabkan oleh aktivitas vulkanis di area bernama Procellarum. Mereka yakin bahwa di sekitar 3,5 miliar tahun lalu telah terjadi aktivitas vulkanis di area tersebut yang menyebabkan sumbu Bulan bergeser sejauh sekitar 201 km.