Ilustrasi bintang Katai Y. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Bintang ini diklasifikasikan sebagai bintang Y dwarf atau katai Y, dan menurut teori, keberadaan katai Y sudah lebih dari satu dekade yang lalu. Bintang katai Y hampir tidak mungkin untuk dilihat dalam cahaya tampak, tetapi dengan instrumen inframerah pada teleskop ruang angkasa WISE milik NASA, para peneliti berhasil mendeteksi cahaya samar dari enam katai Y yang relatif dekat dengan Matahari kita, yakni sekitar 40 tahun cahaya.
Katai Y merupakan anggota terdingin dari jenis bintang yang dikenal sebagai bintang katai coklat. Jenis bintang katai coklat adalah obyek aneh di alam semesta yang kadang-kadang juga dikenal sebagai "bintang gagal."
Bintang katai coklat terlalu lemah untuk dapat melakukan reaksi fusi nuklir seperti bintang pada umumnya, sehingga mereka hanya memiliki sedikit panas dari intinya. Dan panas dari inti tersebut juga tidak permanen, katai coklat akan mendingin dari waktu ke waktu sampai mereka hanya terlihat dalam inframerah.
"Bintang Gagal" Paling Dingin
Untuk melihat bagaimana uniknya katai Y ini, para ilmuwan akhirnya menggunakan Teleskop Antariksa Hubble untuk menganalisis pola yang cahaya yang dipancarkan. Bintang katai Y yang pertama kali diteliti para ilmuwan bernama resmi WISE 1828+2650, suhunya lebih dingin dari 25 derajat Celcius.Sementara itu, bintang katai Y paling dekat dengan Tata Surya kita bernama WISE 1541-2250, ia terletak pada jarak 9 tahun cahaya. Sebagai perbandingan, bintang sejati yang paling dekat dengan kita, Alpha Centauri, berjarak sekitar 4,2 tahun cahaya.
Para ilmuwan menamai bintang dan katai coklat berdasarkan suhu mereka, dengan 'O' merupakan bintang yang terpanas, dan sekarang kerdil 'Y' yang terdingin. Mempelajari bintang katai Y ini sangat penting, sebab pemahaman yang lebih mendalam dari bintang katai Y bisa menjelaskan bagaimana bintang dan planet terbentuk.
"Bintang katai Y adalah sebuah jembatan antara astrofisika bintang dan planet. Katai Y diklasifikasikan sebagai bintang, namun sebenarnya dalam banyak hal ia lebih mirip dengan planet gas raksasa seperti Jupiter," tutur Michael Cushing, astronom NASA, seperti dikutip dari Space.com. "Jadi ketika kita mempelajari katai Y, kita tidak hanya belajar tentang bintang, tetapi juga tentang planet gas raksasa."
Namun, menurut Cushing, kendala terbesar dalam mempelajari katai Y adalah bintang-bintang terdingin ini sangat samar, sehingga kita memerlukan teleskop raksasa seperti Teleskop Antariksa Hubble.