Deimos (kiri) dan Phobos (kanan), dua satelit alami milik planet Mars. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Astronom Julien Salmon dan Robin Canup-fom dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, AS berhasil menjalankan simulasi komputer di mana sebuah obyek seukuran Pluto menabrak proto-Mars (Mars ketika dalam tahap pembentukan). Tabrakan tersebut telah melempar seperseribu massa Planet Merah ke orbit.
Material akibat tabrakan membentang jauh melampaui orbit Mars, dan material tersebut diyakini membentuk satelit alami Deimos dan Phobos. Namun, tidak semua material tadi membentuk satelit alami, Salmon dan Canup mengatakan sebagian besar material tersebut telah jatuh kembali ke Mars dari waktu ke waktu.
Skenario ini bisa menjelaskan beberapa hal misterius dari kedua satelit alami yang dimiliki Planet Merah. Jika sebuah asteroid tertangkap gravitasi sebuah planet, biasanya ia akan memiliki orbit yang aneh di sekitar planet tersebut, seperti yang terjadi pada satelit-satelit kecil milik Jupiter dan Saturnus.
Sementara itu, Phobos dan Deimos tidak mengalami orbit yang aneh, keduanya mengorbit Mars dalam orbit lingkaran. Skenario tabrakan ini juga dapat digunakan untuk menjelaskan keanehan lain, yakni Mars yang memiliki rotasi relatif cepat pada porosnya, dan ada perbedaan ketinggian permukaan yang cukup signifikan antara belahan utara dan selatan Mars.
Model penelitian Salmon dan Canup ini diadaptasi dari sebuah simulasi komputer yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana Bulan kita sendiri terbentuk 4,4 miliar tahun yang lalu setelah sebuah objek seukuran Mars menghantam proto-Bumi.