Supernova 1987A, kiri sebelum meledak, dan kanan saat meledak. Kredit: Wikimedia Commons |
Beberapa minggu atau bulan sebelum suatu bintang mengalami supernova, bintang tersebut akan melepaskan energi yang setara dengan energi Matahari yang dilepaskan matahari seumur hidupnya, ledakan ini meruntuhkan sebagian besar material bintang dengan kecepatan 30.000 km/s (10% kecepatan cahaya) dan melepaskan gelombang kejut yang mampu memusnahkan medium antarbintang.
Ada beberapa jenis supernova, yakni tipe I dan tipe II, bisa dipicu dengan satu dari dua cara, baik menghentikan atau mengaktifkan produksi energi melalui fusi nuklir.
Setelah inti bintang yang sudah tua berhenti menghasilkan energi, maka bintang tersebut akan mengalami keruntuhan gravitasi secara tiba-tiba menjadi lubang hitam atau bintang neutron, dan melepaskan energi potensial gravitasi yang memanaskan dan menghancurkan lapisan terluar bintang.
Supernova Tipe II
Pertama, mari kita ulas dulu supernova tipe II yang lebih menarik. Agar sebuah bintang dapat meledak sebagai supernova tipe II, ia harus memiliki massa beberapa kali lebih besar dari massa Matahari, setidaknya 8 sampai 15 kali massa Matahari.Sementara itu, Matahari kita, pada masa akhir kehidupannya nanti tentu akan kehabisan bahan bakar hidrogen dan juga helium pada intinya. Namun, Matahari kita tidak memiliki cukup massa dan tekanan untuk membakar karbon, sehingga tidak akan meledak sebagai supernova, baik tipe I maupun tipe II.
Dalam 5 miliar tahun mendatang, Matahari hanya akan membengkak menjadi bintang raksasa merah. Saat Matahari memasuki tahap akhir evolusi kehidupannya, ia akan mengalami kehilangan massa yang besar melalui angin bintang. Dan saat Matahari bertumbuh (membesar dalam ukuran), ia akan kehilangan massa sehingga planet-planet yang mengitarinya bergerak spiral keluar.
Setelah mencapai tahap akhir sebagai raksasa merah, Matahari akan menghamburkan selubungnya dan inti Matahari akan menyusut menjadi objek seukuran Bumi yang mengandung setengah massa yang pernah dimiliki Matahari. Saat itu, Matahari sudah menjadi bintang katai putih.
Kembali lagi ke supernova, ada sub-kategori untuk supernova tipe II, hal tersebut diklasifikasikan berdasarkan kurva cahaya mereka. Ada yang namanya tipe II-L, sebuah supernova yang cahaya terus meredup setelah ledakan. Dan ada juga tipe II-P, supernova yang cahayanya tetap stabil untuk waktu yang cukup lama. Kedua sub-kategori ini memiliki hidrogen dalam spektrum mereka.
Oh iya, bintang yang jauh lebih besar daripada Matahari, yang memiliki massa sekitar 20 sampai 30 kali massa Matahari, mungkin tidak meledak sebagai supernova. Bintang-bintang raksasa tersebut justru akan runtuh untuk membentuk lubang hitam.
Supernova Tipe I
Berbeda dengan supernova tipe II, supernova tipe I tidak memiliki hidrogen dalam spektrum cahaya mereka. Jenis supernova tipe I pada umumnya diperkirakan berasal dari bintang katai putih dalam sistem biner. Ketika gas dari bintang pendamping terakumulasi ke bintang katai putih, bintai katai putih tersebut akan terkompresi, dan akhirnya memicu reaksi nuklir yang mengarah pada ledakan supernova yang dahsyat.Di dalam supernova tipe I, terbagi lagi menjadi sub-kategori supernova tipe Ia yang menunjukkan silikon terionisasi dan tipe Ib/c yang tidak menunjukkan adanya garis serapan silikon.
Supernova tipe Ia dalam klasifikasinya merupakan ledakan bintang yang sangat dasyat dan menghancurkan. Dan pengamatan kecerlangan supernova tipe Ia ini bisa juga dimanfaatkan oleh para astronom untuk menentukan jarak dan menunjukkan pemuaian alam semesta dengan laju dipercepat.
Tapi, tidak banyak yang diketahui terkait proses bagaimana supernova ini bisa terjadi atau dari bintang seperti apa. Informasi yang ada masih sangat terbatas. Karena itu, para astronom dari Carnegie Institution for Science di Amerika Serikat mencoba mencari jawabannya.
Yang mereka lakukan adalah mengidentifikasi sistem bintang sebelum terjadinya ledakan, terutama untuk yang memiliki kemungkinan meledak sebagai supernova tipe Ia.
Teori yang ada saat ini menyatakan kalau supernova tipe Ia merupakan ledakan termonuklir dari bintang katai putih yang menjadi bagian dari sistem bintang ganda. Bintang ganda merupakan dua buah bintang yang berada dalam jarak yang cukup dekat dan mengorbit pada pusat massa di antara keduanya.
Jadi, di dalam sistem bintang ganda tersebut, bintang katai putih akan mendapatkan sumbangan atau tepatnya aliran massa dari bintang pasangannya sampai suatu waktu massa bintang katai putih mencapai massa 1,4 massa Matahari atau yang dikenal sebagai batas Chandrasekhar. Ketika bintang katai putih mencapai massa 1,4 massa Matahari, ia pun kemudian meledak dan menghasilkan supernova tipe Ia.
Nah, itulah dia jenis-jenis supernova yang ada di alam semesta kita.