Pusat galaksi Bima Sakti. Kredit: Martin Marthadinata |
Karena debu antarbintang yang menutupi jarak pandang, pusat galaksi tidak bisa dipelajari lewat spektrum warna, sinar ultra ungu, maupun sinar X. Informasi yang bisa didapat tentang pusat galaksi hanya melalui observasi pada sinar gamma, sinar-X keras (hard X-ray), inframerah, sub-milimeter dan gelombang radio.
Koordinat pusat galaksi Bima Sakti pertama kalinya ditemukan oleh Harlow Shapley pada tahun 1918 di dalam tulisannya mengenai distribusi 'globular cluster'. Di dalam persamaan sistem ekuator angka ini adalah: RA 17h45m40.04s, Dec -29° 00' 28.1" (J2000 epoch).
Lubang Hitam Supermasif
Sumber radio yang kompleks dari arah rasi bintang Sagittarius A yang hampir persis merupakan pusat galaksi diketahui berisi lubang hitam supermasif bernama Sagittarius A*. Lubang hitam supermasif adalah jenis lubang hitam terbesar, dengan massa dari ratusan ribu hingga miliaran kali massa Matahari. Kebanyakan atau bahkan semua galaksi diperkirakan memiliki lubang hitam supermasif di pusatnya.
Sebuah studi pada tahun 2008 menggunakan teleskop radio di Hawaii, Arizona dan California (Very Long Baseline Interferometry) berhasil mengukur diameter lubang hitam supermasif Sagitarius A*, yakni sekitar 44 juta kilometer (0,3 SA).
Sebagai perbandingan, jari-jari Bumi dalam orbit mengitari Matahari "hanya" sekitar 150 juta kilometer (1,0 SA), sedangkan jarak Merkurius dari Matahari pada titik terdekat (perihelion) adalah 46 juta kilometer (0,3 SA). Sehingga diameter lubang hitam supermasif di pusat galaksi kita kurang dari jarak orbit Merkurius-Matahari.
Para ilmuwan di Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics di Jerman juga meneliti lubang hitam supermasif Sagittarius A* ini menggunakan teleskop radio di Cile. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa lubang hitam supermasif di pusat galaksi kita memiliki massa sekitar 4,3 juta kali massa Matahari.
Memotret Pusat Galaksi Bima Sakti
Citra di atas merupakan pusat galaksi Bima Sakti yang dipotret dari Bumi, tepatnya di Cangar, Jawa Timur. Kita dapat memotretnya mulai April hingga Oktober ini. Pusat galaksi beserta bagian lengan galaksi Bima Sakti lainnya akan membentang dari Timur Laut ke Barat Daya mulai tengah malam.
Anda dapat melihatnya juga dengan mata telanjang, dengan catatan Anda berada di wilayah yang langitnya bebas polusi udara dan jauh dari perkotaan. Untuk memotretnya, Anda dapat membaca kiat memotret galaksi Bima Sakti di langit malam di sini.
Clear sky!