Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko dipotret oleh wahana antariksa Rosetta yang mengorbitnya. Kredit: ESA/Rosetta |
Komet terbentuk dari kumpulan debu dan gas (metana, karbon dioksida, air) yang membeku ketika berada jauh dari Matahari. Ekor komet sendiri sebenarnya baru terbentuk ketika terjadi penguapan pada sebagian materi penyusun komet ketika mendekati Matahari. Jika komet berada jauh dari Matahari, maka ekornya pun hilang.
Komet termasuk ke dalam sistem Tata Surya karena komet juga mengelilingi Matahari. Komet memiliki panjang ekor yang dapat mencapai berjuta-juta kilometer saat berada di titik terdekatnya dengan Matahari atau yang disebut sebagai perihelion.
Untuk mengorbit Matahari, komet membutuhkan waktu puluhan hingga ribuan tahun. Orbit atau lintasan komet berbentuk elips, dan berbentuk lebih lonjong dan lebih panjang dari lintasan atau orbit planet. Komet berbentuk seperti batu yang bercahaya. Cahaya tersebut terbetuk karena adanya gesekan atom di udara.
Di luar sistem tata surya terdapat Awan Oort yang berisi triliunan komet, dan dari sana lah komet berasal. Seiring berjalannya waktu, komet yang ada pada Awan Oort bakal terlempar ke Matahari dan terpisah dari Awan Oort.
Saat sebuah komet berada di dekat Matahari, komet dapat memunculkan ekor gas dan debu yang dilepaskan dari nukleus. Radiasi ultraviolet mengubah gas menjadi radikal bebas dan ion. Ion berinteraksi dengan partikel bermuatan yang disemburkan oleh Matahari melalui angin matahari. Ion ini pada akhirnya membentuk ekor gas atau ion yang selalu menjauhi Matahari.
Tekanan radiasi, atau pancaran sinar Matahari yang kuat, mendorong partikel debu keluar. Komet terus bergerak dan ekor debunya melengkung di belakangnya. Ekor komet begitu tipis sehingga hanya dapat dilihat dengan teleskop. Molekul dan atom netral terus mengembang keluar hingga mereka terionisasi. Atom-atom hidrogen membentuk awan hidrogen besar.