Tiga dari lima satelit alami yang dimiliki Pluto. Kredit: NASA/SwRI/JHUAPL |
Pengamatan ini juga memberikan bukti kuat lainnya bahwa permukaan Nix--salah satu satelit alami Pluto--tertutup air es, mirip dengan apa yang juga ditemukan pada satelit kecil Pluto lainnya, Hydra. Penelitian terbaru ini memberikan petunjuk lebih lanjut tentang pembentukan sistem satelit Pluto.
Dengan pengamatan yang dilakukan menggunakan instrumen LEISA, sebuah instrumen pencitraan untuk mengamati komposisi spektral, para ilmuwan juga sukses menyatukan gambaran yang lebih rinci dari sistem satelit Pluto yang terdiri dari empat satelit kecil (Styx, Nix, Kerberos dan Hydra) dan satu satelit besarnya, Charon.
Fitur spektral dari Nix terlihat pada grafik di bawah ini, terlihat Nix memiliki tanda-tanda dari air es yang relatif kasar dan murni, karena bentuk dan kedalaman penyerapan air es tergantung pada ukuran dan kemurnian butir es di permukaan.
Perbandingan data spektral dari satelit-satelit alami Pluto. Kredit: NASA/SwRI/JHUAPL |
Para astronom yakin bahwa satelit-satelit alami Pluto terbentuk dari naterial yang sama. Terlebih lagi setelah ditemukannya tanda-tanda air es di setiap satelit Pluto, membuat skenario pembentukan satelit Pluto ini dianggap paling benar.
"Meskipun kami tidak mengumpulkan spektrum dua satelit terkecil Pluto, Styx dan Kerberos, reflektifitas tinggi mereka mengisyaratkan mereka juga cenderung memiliki permukaan ber-air es," tambah Weaver, seperti dikutip InfoAstronomy.org dari situs web resmi NASA.
Pengamatan oleh New Horizons dengan instrumen LEISA terhadap Nix sebenarnya telah dilakukan sejak14 Juli 2015, dari jarak 60.000 kilometer, namun datanya baru tiba di Bumi kemarin (16/6). Saat ini, NASA masih sibuk mengunduh data yang belum terkirim kembali ke Bumi dari New Horizons, maka dari itu pasti akan lebih banyak lagi ilmu pengetahuan tentang Pluto dan sistem satelitnya di masa mendatang.