Ilustrasi wahana pendarat Philae yang mendarat di permukaan komet 67P. Kredit: ESA/DLR |
ESA akhirnya angkat tangan untuk mencoba mengontak wahana pendarat Philae. Wahana pendarat tersebut telah hibernasi panjang setelah mendarat di permukaan komet 67P. Setelah lebih dari setahun berada di permukaan komet tersebut, Philae kian tertidur dan belum menunjukkan tanda-tanda bangun, merespons sinyal dari Bumi ataupun pesawat induknya, Rosetta, yang mengorbiti komet itu.
"Peluang Philae untuk mengontak tim kami sayangnya hampir nihil. Kami tidak dapat mengirim perintah lagi dan ini akan sangat mengejutkan jika kami menerima sinyal lagi," kata Stephen Ulamec, Manajer Proyek pendaratan dikutip InfoAstronomy.org dari situs ESA.
Diketahui Philae terakhir kali memunculkan sinyal pada Juli 2015, namun sejak itu tak ada tanda-tanda kehidupan lagi dari wahana pendarat sebesar mesin cuci tersebut. Tim Philae yang terdiri dari insinyur dan peneliti di pusat antariksa Jerman, Prancis, Italia serta negara Eropa lainnya sebenarnya telah menyelidiki secara luas untuk memahami status Philae. Namun hasilnya Philae tetap tertidur panjang.
Peneliti ESA sebenarnya sangat berharap Philae bisa merespons komunikasi dan mengirimkan sinyal pada akhir Januari lalu. Sebab pada akhir bulan lalu, orbit komet 67P berada pada posisi bagus untuk mendapatkan paparan sinar Matahari, sehingga cukup untuk mengisi panel surya dan daya baterai Philae.
Pada akhir Januari, komet diperkirakan berjarak 330 juta kilometer dari matahari dan suhu permukaan komet diperkirakan kurang dari 52 derajat celsius. Tapi sayangnya, suhu itu pun masih tidak memungkinkan untuk mengoperasikan Philae.
Philae yang berbobot 100 kilogram beberapa kali harus diatur menjadi "idle mode" demi menghemat baterainya. Ia pun hibernasi di permukaan komet dan selalu menanti energi Matahari yang cukup agar bisa tetap hidup. Seperti wahana antariksa pada umumnya, Philae mengandalkan Matahari sebagai sumber tenaga utama.
Walau begitu, Philae bukan tanpa penelitian. Hasil penjelajahannya ini mengungkap sejumlah hasil, yaitu badan komet 67P dilapisi oleh gundukan pasir dan ombak pasir kecil, serta dikelilingi awan bermuatan gas. Tim peneliti juga menemukan adanya sedikit air es di permukaannya dan hidrokarbon dalam jumlah berlimpah.
Misi Rosetta dianggap sangat penting karena menjadi kesempatan kali pertama untuk mengamati komet dari permukannya, sementara Philae sukses menjadi wahana antariksa ciptaan manusia pertama yang berhasil mendarat di permukaan komet.
Setelah berhasil mendarat di Komet 67P/Curyumov-Gerasimenko dan memperoleh sejumlah informasi baru, tim Philae ESA menyimpulkan bahwa komet bukan jadi asal-muasal sejarah air di Bumi.