 |
| Cincin Saturnus yang bersinar, bisa dilihat di tengah gambar. Kredit: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute |
Sinar atau cahaya terang tersebut muncul di bagian cincin B Saturnus. Dan sebenarnya, cincin-cincin Saturnus memang tidak dapat bersinar sendiri. Hal yang membuat bagian cincin Saturnus menjadi terang ini adalah apa yang disebut "cahaya oposisi".
Sebuah cahaya oposisi terjadi ketika Matahari berada tepat di belakang pengamat yang memandang ke arah cincin Saturnus. Dalam citra ini, otomatis kamera utama wahana antariksa Cassini sedang membelakangi Matahari. Sinar Matahari yang terang terpantul pada cincin Saturnus tersebut. Bahkan pada saat tertentu, pantulan cahaya Matahari ini dapat muncul lebih dari satu dan jauh lebih terang.
Cincin Saturnus sendiri memang merupakan objek-objek es yang berukuran mulai dari sebutir pasir hingga sebesar rumah. Material-material pembentuk cincin Saturnus juga merupakan material yang reflektif terhadap cahaya, sehingga pemandangan seperti ini adalah hal yang biasa.
Pemandangan ini mengarah ke sisi atau bagian cincin Saturnus yang diterangi Matahari sekitar 28 derajat di atas bidang cincin. Wahana antariksa Cassini mengambil citra ini dalam cahaya tampak dengan kamera wide-angle-nya pada tanggal 26 Juni 2016.
Menurut informasi yang dilansir InfoAstronomy.org dari NASA.gov, Cassini memotret citra ini pada jarak sekitar 1,5 juta kilometer dari cincin dan pada sudut 0 derajat antara Matahari-Cassini-Cincin. Skala citra di atas adalah 90 kilometer per piksel.
Misi Cassini adalah proyek kerja sama antara NASA, ESA (European Space Agency) dan Lembaga Antariksa Italia. Wahana antariksa Cassini dikelola oleh Jet Propulsion Laboratory, sebuah divisi dari California Institute of Technology di Pasadena, AS. Saat ini Cassini masih aktif meneliti Saturnus langsung dari orbitnya.