Europa, salah satu satelit alami Jupiter yang dalam fase separuh. Kredit: NASA/ESA/Hubble |
Pengamatan ini juga meningkatkan kemungkinan bahwa misi ke Europa di masa depan nantinya mungkin dapat dilakukan dengan langsung meneliti semburan air di Europa tersebut, tanpa harus mengebor permukaan esnya yang tebal.
"Samudra air di Europa dianggap salah satu tempat penelitian yang paling menjanjikan dan berpotensi memiliki kehidupan," kata Geoff Yoder, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Sains NASA di Washington, DC "Semburan air ini, jika mereka memang ada, dapat memberikan cara unik untuk mengambil sampel air di Europa."
Semburan air di Europa diperkirakan memiliki tinggi hingga sekitar 200 kilometer, hal tersebut membuat hujan dari air yang disemburkan kembali turun ke permukaan Europa.
Seperti diketahui sebelumnya, Europa memiliki lautan global yang sangat besar dan bahkan mengandung dua kali lebih banyak air daripada lautan Bumi, tetapi lautan tersebut dilindungi oleh lapisan es yang sangat dingin dan keras dengan ketebalan yang belum diketahui. Semburan ini memberikan kesempatan menggiurkan untuk mengumpulkan sampel air yang berasal dari bawah permukaan tanpa harus mendarat.
Ilustrasi semburan air di permukaan Europa dan adanya lautan di bawah permukaan. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Tujuan asli dari misi sekelompok astronom ini sebenarnya adalah mengamati dan menentukan apakah Europa memiliki atmosfer tipis atau mengembang. Namun, dengan menggunakan metode pengamatan yang sama seperti mendeteksi atmosfer planet asing yang mengorbit bintang lain, para astronom ini justru menyadari jika ada semburan air di permukaan Europa.
Jika hal ini dikonfirmasi kebenarannya dengan observasi lanjutan, Europa akan menjadi satelit alami kedua di Tata Surya yang diketahui memiliki semburan air. Sebab pada tahun 2005, wahana antariksa Cassini mendeteksi adanya semburan uap air dan debu yang dimuntahkan dari permukaan salah satu satelit alami Saturnus, Enceladus.
Hasil penelitian ini akan diterbitkan pada 29 September 2016 di The Astrophysical Journal.