Fase-fase Bulan. Kredit: Fred Espenak |
Bulan adalah bola yang bergerak mengelilingi Bumi setiap 29,5 hari. Selama mengelilingi Bumi, ia diterangi dari berbagai sudut oleh Matahari. Pada fase "Bulan baru," Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari, sehingga sisi Bulan yang menghadap ke Bumi tidak terlihat karena tidak menerima sinar Matahari langsung.
Sepekan setelah Bulan baru, letak Bulan akan berpindah 90 derajat lebih jauh dari Matahari di langit, membuatnya nampak diterangi setengah atau sebagian saja, sebuah fase yang kita kenal sebagai "kuartal awal".
Lalu sepekan kemudian setelah kuartal awal, letak Bulan sudah pindah lagi menjadi 180 derajat jauhnya dari Matahari di langit Bumi, sehingga kedudukannya adalah Matahari, Bumi dan Bulan berada satu garis lurus. Saat itu, wajah Bulan yang menghadap ke Bumi sepenuhnya diterangi oleh Matahari, jadi fase yang kita kenal sebagai "Bulan Purnama."
Namun, karena orbit Bulan yang miring sekitar 5 derajat terhadap Bumi, tidak selalu fase Bulan Purnama terjadi gerhana Bulan. Sementara itu, sepekan kemudian setelah Purnama, Bulan telah pindah lagi ke posisi fase kuartal akhir.
Akhirnya, sepekan setelah kuartal akhir, Bulan adalah kembali ke posisi awalnya, yakni fase Bulan baru. Lagi-lagi karena kemiringan orbit Bulan terhadap Bumi, di fase Bulan baru biasanya Bulan hanya lewat di atas atau di bawah Matahari, dan jika lewat tepat di depan Matahari, maka terjadilah gerhana Matahari.
Jadi, fase Bulan tidak disebabkan oleh bayangan Bumi yang menghalangi Bulan. Bayangan Bumi hanya menutupi permukaan Bulan sekitar dua kali setahun, yang mana peristiwa tersebut kita kenal sebagai gerhana Bulan.