Panel surya satelit Copernicus Sentinel-1A sebelum (kiri) dan sesudah ditabrak meteoroid. Kredit: ESA |
Ditabraknya panel surya satelit tersebut membuat satelit kekurangan daya dan sedikit mengalami perubahan dalam orientasi orbitnya dalam mengelilingi Bumi.
"Pada penyelidikan awal, tim operasi misi di pusat kendali ESA di Darmstadt, Jerman menduga panel surya Sentinel-1A mungkin ditabrak oleh puing-puing antariksa atau mikrometeoroid yang bergerak bebas di atas sana," jelas ESA dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari ESA.int.
Untuk memastikannya, teknisi satelit ESA memutuskan untuk mengaktifkan kamera yang tersemat pada badan satelit untuk memperoleh gambar terkini dari panel surya yang ditabrak tersebut. Pada gambar di atas, gambar sebelah kiri diambil pada saat Sentinel-1A sukses tiba di orbit Bumi pada April 2014, sementara gambar kanan menunjukan panel surya yang telah ditabrak mikrometeoroid.
"Analisis saat ini masih terus dilakukan untuk mengetahui indikasi apakah benda yang menabrak panel surya satelit kami merupakan meteoroid alami atau buatan manusia," kata Holger Krag, kepala Space Debris Office ESA di Darmstadt, Jerman. "Gambar terbaru menunjukkan diameter dampak tabrakan pada panel surya sekitar 40 cm."
Walau begitu, peristiwa ini tidak berpengaruh pada operasi rutin satelit. Satelit Sentinel-1A masih tetap dapat beroperasi walau tidak semaksimal sebelumnya. Satelit ini merupakan satu dari dua Sentinel-1 yang merupakan bagian dari program Copernicus Uni Eropa, yang dioperasikan oleh ESA yang memiliki fungsi untuk penginderaan jauh.