Lokasi keberadaan keluarga bintang baru serta pusat galaksi Bimasakti. Kredit: Alex Mellinger |
Selain itu, penemuan ini juga telah memberi banyak informasi baru tentang asal-usul gugus bola, yakni sekelompok bintang yang biasanya terdiri dari satu juta bintang yang terikat bersama-sama oleh gravitasi dan terbentuk pada awal sejarah Bimasakti. Dengan mempelajarinya, kita secara otomatis mempelajari asal-usul Bimasakti.
Tim astronom ini adalah anggota dari Sloan Digital Sky Survey, sebuah kolaborasi ilmuwan internasional dari berbagai institusi. Salah satu proyek kolaborasi ini adalah APOGEE (Apache Point Observatory Galactic Evolution Experiment), yang mengumpulkan data inframerah dari ratusan ribu bintang di Bimasakti.
Dengan mengamati bintang melalui sinar inframerah, para astronom dapat "menembus" debu antarbintang yang mengelilingi pusat galaksi kita sehingga berhasil melakukan penemuan dari populasi bintang baru, keluarga bintang baru yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Hal yang menarik dari keluarga bintang baru ini adalah diperkirakan mereka awalnya merupakan anggota gugus bola, yang mana gugus tersebut kini telah hancur selama pembentukan pusat galaksi Bimasakti miliaran tahun yang lalu.
Dalam kasus ini, keluarga bintang tersebut diperkirakan awalnya merupakan bagian dari sekitar 10 gugus bola yang kini telah tiada dan saling berpencar. Ini berarti sebagian besar dari bintang-bintang tersebut merupakan bintang berusia tua yang menjadi saksi bisu tentang sejarah pembentukan galaksi kita.
Ricardo Schiavon, peneliti utama dalam proyek ini mengatakan, "Ini adalah penemuan yang sangat menarik yang membantu kita menjawab pertanyaan tentang seperti apa sifat dari bintang-bintang di pusat Bimasakti, bagaimana gugus bola terbentuk, dan apa peran mereka dalam pembentukan awal Bimasakti.
"Pusat Bimasakti saat ini masih kurang dipahami karena dari Bumi pemandangannya terhalang oleh intervensi debu antarbintang. Tapi jika mengamatinya melalui inframerah, APOGEE bisa melihat pusat Bimasakti lebih baik dari tim astronom lain."
Dari pengamatan ini, Schiavon bersama rekan-rekannya bisa menentukan komposisi kimia dari ribuan bintang. Mereka juga berhasil melihat sejumlah besar bintang yang memiliki karakteristik berbeda dari sebagian besar bintang di galaksi Bimasakti, yang mana bintang-bintang itu memiliki kandungan nitrogen yang sangat tinggi.
Simak jurnal penelitiannya di Pemberitahuan Bulanan Royal Astronomical Society.