![]() |
Kuasar 3C 273. Kredit: ESO |
Pada tahun 60-an, sekelompok astronom sedang melakukan pengamatan dengan menggunakan The Robert C. Byrd Green Bank Telescope (GBT). Mereka mendeteksi gelombang elektromagnetik dari beberapa objek di galaksi Bimasakti.
Namun, kemudian muncul sebuah gelombang aneh yang berasal dari sebuah objek yang belum teridentifikasi. Objek tersebut tampak kecil tapi sangat terang. Lantas, sekelompok astronom ini menyebutnya dengan Quasi Stellar Objects atau dikenal dengan Quasar, yang telah diserap ke Bahasa Indonesia sebagai "Kuasar".
Tapi, apa sebenarnya kuasar itu? Kuasar terjadi ketika gas yang mengelilingi sebuah lubang hitam berpindah ke lubang hitam tersebut. Ketika gas tersebut mendekati lubang hitam, gas bakal memanas akibat friksi, dan berpijar begitu cerah sehingga cahaya ini dapat dilihat dari sisi alam semesta lainnya.
Kuasar sering tampak lebih cerah dibandingkan dengan keseluruhan galaksi tempat kuasar tersebut berada. Tak seorangpun yang tahu pasti apa itu kuasar, namun sejak tahun 1980-an, para ilmuwan telah mencoba menguaknya.
Setelah penelitian yang dilakukan secara bertahun-tahun, saat ini diketahuilah bahwa kuasar adalah objek alam semesta yang luar biasa terang. Sebuah kuasar seukuran Tata Surya diketahui dapat menghasilkan terang seratus kali lebih banyak daripada seluruh galaksi Bimasakti.
Galaksi Bimasakti sendiri punya lubang hitam supermasif di pusatnya tapi tidak memiliki AGN atau Active Galactic Nucleus sehingga tidak ada kuasar. Namun, dalam 10 miliar tahun ke depan saat galaksi Bimasakti sedang menyatu dengan galaksi Andromeda, bisa saja kuasar muncul.