Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Mengenal Sigma Octantis, Si Bintang Selatan

Selain ada Polaris yang merupakan bintang utara, di arah selatan juga ada bintang selatan yang bernama Sigma Octantis. Posisinya yang dekat dengan kutub langit selatan membuat bintang Sigma Octantis kadang-kadang disebut sebagai Polaris Australis.
Star trail dari atas Gunung Bromo yang menghadap ke selatan. Kredit: Martin Marthadinata

Info Astronomy - Selain ada Polaris yang merupakan bintang utara, di arah selatan juga ada bintang selatan yang bernama Sigma Octantis. Posisinya yang dekat dengan kutub langit selatan membuat bintang Sigma Octantis kadang-kadang disebut sebagai Polaris Australis.

Sigma Octantis (σ Octantis) adalah bitang yang cukup redup, magnitudo tampaknya hanya +5,42. Yang pasti, bintang ini berada di rasi bintang Octans yang dekat dengan kutub langit selatan. Bintang Sigma Octantis terletak sekitar 270 tahun cahaya jauhnya dari Bumi, dan diklasifikasikan sebagai bintang raksasa, dengan tipe spektral F0 III. Ia adalah jenis bintang variabel Delta Scuti.

Sigma Octantis adalah bintang selatan, yang merupakan lawan dari Polaris si bintang utara. Bagi pengamat yang berada di atas benua Antartika, bintang Sigma Octantis akan tampak hampir tak bergerak alias diam, persis seperti jika mengamati Polaris di kutub utara.

Di Indonesia, kita dapat melihat bintang Sigma Octantis. Untuk membuktikan bahwa bintang ini diam, Anda bisa pergi ke wilayah yang tinggi, seperti pegunungan. Astrofotografer Martin Marthadinata memotret foto star trail di atas yang diambil di Gunung Bromo. Tampak ada satu titik bintang yang diam, sementara bintang lain tampak bergerak dari kiri ke kanan.

Polaris sendiri bisa diamati di lintang utara Bumi. Jika dipotret dengan teknik star trail, Polaris akan tampak diam di tengah, sementara bintang-bintang lainnya bergerak dari kanan ke kiri.

Tak Selamanya Jadi Bintang Kutub

Baik Sigma Octantis maupun Polaris, keduanya tak akan selamanya menjadi bintang kutub. Polaris misalnya, dalam beberapa ratus tahun ke depan, predikat bintang kutub akan digantikan oleh bintang Gamma Cephei.

Hal tersebut dikarenakan adanya gerakan Bumi yang dikenal sebagai presesi ekuinoks. Gamma Cephei, yang terletak beberapa derajat di dekat Polaris, nantinya bakal mewarisi gelar sebagai bintang utara. Karena presesi ekuinoks itulah, posisi bintang-bintang saat ini tidak sama dengan posisi bintang-bitang di masa lalu, pun nanti di masa depan.

Bintang Gamma Cephei ini akan lebih dekat dengan kutub langit utara daripada Polaris sekitar tahun 3000 mendatang. Dan Gamma Cephei akan terletak tepat di atas kutub langit utara pada sekitar tahun 4000 mendatang.


Sementara itu, sekitar tahun 200 SM, bintang selatan bukanlah Sigma Octantis, melainkan Beta Hydri. Lalu sekitar tahun 2800 SM, predikat bintang selatan dipegang oleh bintang Achernar, yang kala itu hanya 8 derajat dari kutub selatan.

Dalam 7500 tahun ke depan, Sigma Octantis akan digantikan oleh Gamma Chamaeleontis yang siap menjadi bintang selatan di masa depan. 



Salah Satu Bukti Bahwa Bumi Bulat

Dengan adanya bintang utara dan bintang selatan, yang dapat dibuktikan dengan memotretnya sendiri menggunakan teknik star trail, hal tersebut mengindikasikan bahwa Bumi ini bulat. Bukti lainnya adalah, di Indonesia kita kesulitan melihat Polaris karena letaknya dari sini akan terlalu rendah di horison utara. Lain halnya jika diamati dari Arktik, Polaris tampak di atas kepala.

Pergerakan bintang yang berbeda, jika menghadap utara kita melihat bintang-bintang bergerak dari kanan ke kiri dan jika menghadap ke selatan bintang-bintang bergerak dari kiri ke kanan, adalah suatu hal yang juga membuktikan bahwa Bumi ini bulat, dan kita berada di ekuator dari bulatan Bumi itu.

Jika Bumi datar, tidak mungkin kita bisa melihat star trail dan bintang Sigma Octantis. Tapi sayangnya, bukti dan eksperimen di atas berkata lain. Gerakan bintang-bintang juga disebabkan oleh Bumi yang berotasi, bukan sebaliknya. Bukankah amat sangat sombong jika menganggap kita sebagai pusat semesta yang amat sangat luas ini?

Sumber & Referensi:
  • O’Brien, M. (2023). Setting Up and Using Your Telescope. In A Deep Sky Astrophotography Primer (pp. 95-147). Springer, Cham.
  • Sasaki, C. (2003). Constellations: The Stars and Stories. Sterling Publishing Company, Inc..
  • Sparrow, G. (2024). Astronomy for Curious Kids: An illustrated introduction to the solar system, our galaxy, space travel—and more!. CSIRO PUBLISHING.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.