Bintang Betelgeuse. Kredit: Fred Espenak |
Astronom J. Craig Wheeler dari Universitas Texas berpikir mungkin Betelgeuse memiliki masa lalu yang lebih menarik daripada yang kita amati dengan mata kita saat ini. Meneliti bersama dengan sebuah kelompok mahasiswa internasional, Wheeler telah menemukan bukti bahwa bintang super raksasa merah tersebut mungkin awalnya lahir dengan bintang pendamping, dan kemudian menelan bintang pendamping tersebut.
Untuk bintang yang cukup terkenal seperti Betelgeuse, ia masih sangat misterius. Para astronom sejauh ini mengetahui bahwa ia adalah jenis bintang super raksasa merah, bintang besar yang mendekati akhir hidupnya dan telah membengkak hingga berkali-kali lipat ukuran aslinya. Suatu hari nanti, Betelgeuse akan meledak sebagai supernova, tapi tidak ada yang tahu kapan tepatnya hal itu terjadi.
"Mungkin sepuluh ribu tahun dari sekarang, atau mungkin besok malam," kata Wheeler, yang juga merupakan seorang ahli supernova, menanggapi kapan Betelgeuse akan meledak seperti dikutip dari Phys.org.
Saat sebuah bintang mengembang menjadi super raksasa merah, rotasi bintang tersebut harus melambat sesuai hukum fisika. Termasuk juga rotasi bintang Betelgeuse. Tapi ternyata, bukan itu yang tim Wheeler temukan. Alih-alih melambat, rotasi Betelgeuse ternyata justru berputar 150 kali lebih cepat daripada sebelumnya, kata Wheeler.
Akhirnya, Wheeler mengarahkan beberapa anggota tim mahasiswa internasional yang ia pimpin, yakni Sarafina Nance, Manuel Diaz, dan James Sullivan untuk mempelajari bintang Betelgeuse dengan program pemodelan komputer yang disebut MESA. Para mahasiswa tersebut menggunakan MESA untuk mengamati rotasi Betelgeuse untuk pertama kalinya.
Dari permodelan MESA lah Wheeler mulai berspekulasi tentang mengapa Betelgeuse berotasi semakin cepat. "Mungkinkah Betelgeuse memiliki pendamping ketika pertama kali lahir? Dan mari kita asumsikan bahwa pendamping itu mengorbit Betelgeuse terlalu dekat, sehingga kemudian Betelgeuse melahapnya dan berubahlah ia menjadi super raksasa merah."
Wheeler menjelaskan bahwa bintang pendamping, setelah dilahap oleh Betelgeuse, akan menambah momentum sudut orbitnya kepada Betelgeuse, sehingga kini efeknya adalah rotasi Betelgeuse menjadi lebih cepat dari yang diperkirakan.
Wheeler juga memperkirakan bahwa bintang pendamping Betelgeuse memiliki massa yang sama dengan massa Matahari. Tapi, sains adalah tentang pembuktian dan observasi. Apakah ada bukti untuk teori Wheeler ini?
Jika Betelgeuse memang menelan bintang pendamping, kemungkinan interaksi antara dua bintang tersebut akan menyebabkan terlucutinya materi antarbintang ke ruang angkasa. Dan ternyata, data sejarah bintang Betelgeuse pernah mencatat adanya cangkang materi antarbintang yang menyelubungi Betelgeuse.
Hal tersebutlah yang lantas menjadi bukti bahwa Betelgeuse memiliki semacam kekacauan di masa lalu, tepatnya sekitar 100.000 tahun yang lalu ketika bintang ini mulai membengkak menjadi bintang super raksasa merah.
Dengan begitu, teori Wheeler yang mengatakan bahwa Betelgeuse pernah menelan bintang pendamping bisa diterima untuk menjelaskan mengapa rotasi bintang tersebut jauh lebih cepat saat ini, bukannya melambat. Teori dan penelitian ini telah diterbitkan pada Pemberitahuan Bulanan Royal Astronomical Society.